PERKEMBANGAN
SAINS PADA ZAMAN NIRLEKA
(Sejarah Perkembangan Fisika)
Dosen Pengampu:
Dr.
Chandra Ertikanto, M.Pd.
Kelompok 3 :
Anisa
Apriyani Putri (1613022037)
Fitri
Resimaini Aminullah (1613022043)
Ghani
Fadhil Rabbani (1613022049)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Perkembangan Sains pada Zaman
Nirkela”
Makalah
ini berisikan tentang informasi perkembangan, bukti-bukti, dan tokoh-tokoh
sains pada zaman nirleka, zaman batu tua, zaman batu muda dan logam. Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Bandarlampung,
12 Maret 2018
Kelompok
3
Halaman
HALAMAN
JUDUL ............................................................................................ i
KATA
PENGANTAR........................................................................................
ii
DAFTAR
ISI....................................................................................................... iii
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang............................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C.
Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
II.
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan Sains pada Zaman Nirkela.................................................
3
B.
Tokoh Perkembangan ................................................................................ 5
C.
Tokoh Perkembangan Zaman Renaissance ................................................ 7
D.
Perkembangan Ilmu Alamiah ................................................................... 10
E.
Zaman Batu ............................................................................................... 14
F.
Zaman Logam ........................................................................................... 18
III.
PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................ 20
B.
Saran.......................................................................................................... 21
DAFTAR
PUSTAKA
I.
PENDAHULUAN
Masa
Praaksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan atau disebut
masa prasejarah atau nirleka yang artinya tidak adanya tulisan. Masa
praaksara berlangsung dari adanya manusia sampai manusia mengenal tulisan. Kita
dapat mengetahui masa praaksara melalui peninggalan-peninggalan yang bukan
berupa tulisan seperti: fosil, artefak, dan alat-alat yang digunakan pada masa
praaksara.
Sains
adalah sekumpulan pengetahuan empiris, teoritis, dan pengetahuan praktis
tentang dunia alam, yang dihasilkan oleh para ilmuwan yang menekankan
pengamatan, penjelasan,
dan prediksi dari fenomena di
dunia nyata. Sejarah sains adalah studi tentang sejarah perkembangan sains dan
pengetahuan ilmiah, termasuk ilmu alam dan
ilmu sosial. (sejarah seni dan humaniora disebut sebagai sejarah filologi) Dari
abad ke-18 sampai akhir abad ke-20, Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Sebab, hal ini terkait dengan
kisah perjalanan peradaban dunia. Selain itu, dengan memahami sejarah ilmu
pengetahuan, maka kita bisa memahami asal usul sebuah pemikiran dan belajar
tentang hal yang baik danburuk dari sejarah tersebut. Dengan demikian akan
diperoleh sebuah konsep pengetahuan yang lebih baik dan terbaru demi
meningkatkan pengetahuan manusia.
Banyak
kisah yang mewarnai sejarah perkembangan ilmu pengetahuan mulai dari kegagalan
sampai penemuan-penemuan yang dianggap spektakuler. Karena perkembangan ilmu
pengetahuan alam (sains) tidaklah muncul dengan sendirinya. Oleh karena itu,
sebagai manusia yang selalu lapar akan pengetahuan harus mengetahui secara
detail sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dari waktu ke waktu.
Berdasarkan latar
belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah dalam makalah ini dirumuskan
sebagai berikut :
1. Bagaimana
perkembangan sains pada zaman nirleka?
2. Siapa
sajakan tokoh-tokoh pada zaman nirleka?
3. Apa
bukti-bukti adanya perkembangan sains pada zaman nirleka?
4. Apa
yang dimaksud dengan zaman batu tua, batu muda, dan logam?
C.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan
yang dikemukakan di atas, maka tujuan dalam makalah ini yaitu:
1. Mengetahui
perkembangan sains pada zaman nirleka.
2. Mengetahui
tokoh-tokoh pada zaman nirleka.
3. Mengetahui
bukti-bukti adanya perkembangan sains pada zaman nirleka
4. Mengetahui
zaman batu tua, batu muda, dan logam.
II.
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan
Sains pada Zaman Nirleka
Prasejarah
atau nirleka (nir: tidak ada, leka: tulisan) adalah istilah yang digunakan
untuk merujuk kepada masa di mana catatan sejarah yang tertulis belum tersedia.
Zaman prasejarah dapat dikatakan bermula pada saat terbentuknya alam semesta,
namun umumnya digunakan untuk mengacu kepada masa di mana terdapat kehidupan di
muka Bumi dimana manusia mulai hidup. Batas antara zaman prasejarah dengan
zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian
bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah
adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau
dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung
dari peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar
tahun 4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga pada saat itu,
bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah. Zaman prasejarah di Indonesia
diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5;
dibuktikan dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang ditemukan di tepi
Sungai Mahakam, Kalimantan Timur
Berdasarkan geologi, terjadinya bumi
sampai sekarang dibagi ke dalam empat zaman. Zaman-zaman tersebut merupakan
periodisasi atau pembabakan prasejarah yang terdiri dari:
1.
Arkaezoikum
Zaman
ini berlangsung kira-kira 2500 juta tahun, pada saat itu kulit bumi masih
panas, sehingga tidak ada kehidupan. Dapat diartikan sebagai masa tanpa
kehidupan. Bumi masih dalam keadaan membara dan jarak bumi dan bulan masih
sangat dekat, berbagai benda ruang angkasa seperti meteor atau meteirit (berukuran
kecil) dengan mudah jatuh ke bumi yang belum terlindung udara.
2.
Paleozoikum
Paleozoikum
atau sering pula disebut sebagai zaman primer atau zaman hidup tua berlangsung
selama 340 juta tahun. Makhluk hidup yang muncul pada zaman ini seperti mikro
organisme, ikan, ampibi, reptil dan binatang yang tidak bertulang punggung.
3.
Mesozoikum
Mesozoikum
atau sering pula disebut sebagai zaman sekunder atau zaman hidup pertengahan
berlangsung selama kira-kira 140 juta tahun, antara 251 hingga 65 juta tahun
yang lalu. Pada zaman pertengahan ini, reptil besar berkembang dan menyebar ke
seluruh dunia sehingga pada zaman ini sering pula disebut sebagai zaman reptil.
4.
Neozoikum
Neozoikum
atau zaman hidup pertengahan dibagi menjadi menjadi dua zaman, yaitu zaman
Tersier dan zaman Kuartier. Zaman Tersier berlangsung sekitar 60 juta tahun.
Zaman ini ditandai dengan berkembangnya jenis binatang menyusui.
Sementara
itu, Zaman Kuartier ditandai dengan munculnya manusia sehingga merupakan zaman
terpenting. Zaman ini kemudian dibagi lagi menjadi dua zaman, yaitu zaman
Pleitosen dan Holosin. Zaman Pleitosen (Dilluvium) berlangsung kira-kira
600.000 tahun yang ditandai dengan adanya manusia purba.
Zaman
pleistosen ditandai dengan meluasnya lapisan es di kedua kutub Bumi (zaman
glacial) dan diseling dengan zaman ketika es kembali mencair (zaman
interglacial). Keadaan ini silih berganti selama zaman pleistosin sampai empat
kali. Di daerah tropika zaman glacial ini berupa zaman hujan (zaman pluvial)
yang diseling dengan zaman kering (interpluvial). Corak penghidupan yang
menggantungkan diri kepada alam masih lanjut pada masa Pasca plestosen atau
permulaan Holosen. Corak mementingkan perburuan dan pengumupulan bahan makanan terbukti
dari alat-alat batu yang dapat ditemuka di beberapa tempat misalnya kapak
genggam Sumatra. Gejala hidup bercocok tanam dan beternak timbul sekitar 6000
tahun sebelum masehi kegiatan lain dalam corak penghidupan yang makin meningkat
dengan pesat ini ialah penyempurnaan teknik pembuatan alat-alat batu yang mulai
diupam dengan halus melalui proses yang lebih maju. Zaman pleistosen berakhir
10.000 tahun Sebelum Masehi kemudian diikuti oleh datangnya zaman Alluvium atau
zaman Holosin yang masih berlangsung sampai sekarang. Dari zaman ini muncullah
nenek moyang manusia sekarang, yaitu spesies homo sapiens atau makhluk cerdas.
B. Tokoh Perkembangan (Zaman Kejayaan
Yunani)
Masa 600 tahun sebelum masehi sampai
kurang lebih 200 tahun sebelum masehi biasanya disebut jaman Yunani. Dalam
jaman itu proses-proses perkembangan know how tetap mendasari kehidupan
sehari-hari, sekalipun tingkatannya sudah jauh lebih maju dari pada jaman
sebelumnya.
Dalam lapangan pengetahuan yang
berdasarkan sikap dan pemikiran yang sekedar menerima apa adanya, terjadi
perubahan besar, dan perubahan ini dianggap sebagai dasar ilmu pengetahuan
modern. Hal ini berdasarkan pada sikap bangsa Yunani yang tidak dapat menerima
pengalaman-pengalaman tersebut secara pasif – receptif. Mereka memilih “inquiry
atitud” dan “inquiry mind”.
Tokoh
Yunani yang memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu pengetahuan, di
antaranya adalah Thales, Pythagoras, Aristoteles, dan Archimedes.
1.
Thales (624-548 SM)
Dianggap
sebagai orang pertama yang mempertanyakan dasar dari alam dan isi dari alam
ini. Dalam rangka membahas perkembangan ilmu pengetahuan, yang terpenting
bukanlah jawaban yang diberikan, tetapi diajukannya pertanyaan tersebut. Thales
menekankan pentingnya pertanyaan. Pengajuan pertanyaan yang terus menerus akan
menimbulkan atau menyebabkan pemeriksaan dan penelitian yang terus menerus
juga. Dengan demikian pertanyaan suatu motor yang tetap mendorong pemikiran dan
penyelidikan.
2.
Pythagoras (580-500 SM)
Pythagoras
adalah ahli filsafat yang sangat penting dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan. Salah satu penemuannya yang terkenal adalah hukum atau dalil
Pythagoras , yaitu bahwa dalam segitiga siku-siku dengan sisi-sisi A dan B
serta hepotenusa C , berlaku A2 + B2 = C2.
3.
Aritoteles (384-322 SM)
Peninggalannya
yang penting dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan adalah logika, biologi,
dan metafisika. Dalam bukunya yang berjudul logika, ia mengemukakan analisis
bahasa yang didasarkan pada silogisme. Pada dasarnya, silogisme terdiri dari 3
kalimat. Kalimat ke-1 mengutarakan soal yang umum disebut premis mayor. Kalimat
ke-2 mengenai soal yang khusus dan disebut premis minor. Kalimat ke-3 merupakan
kesimpulan yang ditarik berdasarkan kedua premis tersebut.
4.
Archimedes (287-212 SM)
Archimedes
mempelajari matematika, fisika, dan mekanika serta menerapkan sebagian
penemuannya pada usaha membuat alat-alat. Perhitungan dan penemuan hukum
Archimedes dimulai dengan pengalaman, dan kemudian diidealisasikan dalam alam
pemikiran(analisis teoritis), akhirnya dibuktikan dengan percobaan. Dengan
demikian, sebenarnya Archimedes sudah menemukan landasan ilmu pengetahuan
modern.
C. Tokoh Perkembangan Zaman Renaissance
(ABAD XV-XVI)
Renaissance
berasal dari kata Re (kembali) dan Naitre (lahir). Pengertian riilnya
adalah manusia mulai memiliki kesadaran-kesadaran baru yang mengedepankan nilai
dan keluhuran manusia. Suasana dan budaya berpikirnya memang melukiskan
“kembali” kepada semangat awali, yaitu semangat filsafat Yunani kuno yang
mengedepankan penghargaan terhadap kodrat manusia itu sendiri. Jaman ini lebih
merupakan gerakan kebudayaan daripada aliran filsafat. Keluhuran dan kehebatan
manusia tampak dalam ungkapan-ungkapan seni hasil karya manusia.
Menurut
pendapat para ahli sejarah, Renaissance awalnya dimulai di Italia. Hal ini
disebabkan karena setelah runtuhnya Romawi Barat tahun 476M, Italia mengalami
kemunduran, kota-kota pelabuhan menjadi sepi. Selama abad 8-11 perdagangan di
laut Tengah dikuasai oleh pedagang muslim. Sejak berlangsung perang salib (abad
11-13) pelabuhan-pelabuhan di Italia menjadi ramai kembali untuk pemberangkatan
pasukan perang salib ke Palestina. Setelah perang salib berakhir
pelabuhan-pelabuhan tersebut berubah menjadi kota dagang yang berhubungan
kembali dengan dunia timur. Muncullah Republik dagang di Italia seperti Genoa,
Florence, Venesia, Pisa di Milano. Kota-kota ini dikuasai oleh para pengusaha
serta pemilik modal yang kaya raya disebut golongan borjuis antara lain
keluarga Medicci dari Florence. Mereka mendorong terjadinya pendobrakan terhadap
polapola tradisional dari abad pertengahan.
Latar
belakang Muncul Renaissance adalah sebagai usaha pembaharuan kebudayaan Romawi
dan Yunani yang pada masa abad tengah/masa kegelapan sempat dilupakan, yaitu
tipe manusia yang otonom dan mandiri. Disini Renaissance lahir sebagai
pembaharu untuk membentuk manusia yang mandiri, utuh, otonom, dan
bertanggungjawab.
Bila abad pertengahan memegang teguh
konsep ilmu pengetahuan sebagai rangkaian argumentasi, jaman renaissance
merombaknya dengan paham baru, yaitu bahwa ilmu pengetahuan itu adalah soal
eksperimentasi. Pembuktian kebenaran bukan lagi pembuktian
argumentatif-spekulatif, melainkan eksperimental-matematis-kalkulatif. Politik
tidak lagi dipikirkan dalam kaitannya dengan iman dan agama, tetapi dengan
politik itu sendiri, sebab politik mempunyai etika dan moralnya sendiri. Etika
politk adalah etika kekuasaan, artinya tunduk pada pertimbangan-pertimbangan
kestabilan dan keselamatan negara, bangsa, pemerintahan dan kekuasaan. Tokoh –
tokoh ilmuwan yang berpengaruh di masa ini ialah sebagai berikut :
1.
Nicolaus Capernicus (1473 M – 1543 M),
adalah seorang astronom, matematikawan, dan ekonom yang berkembangsaan
Polandia. Ia mengembangkan Teori Heliosentris (Tata Surya berpusat di
matahari).
2.
Galileo Galilei (1564 M – 1642 M), adalah
seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar
dalam revolusi ilmiah. Sumbangannya dalam keilmuan antara lain adalah
penyempurnaan teleskop ( dengan 32 x pembesaran ) dan berbagai observasi
astronomi. Dia adalah orang pertama yang melukiskan tata surya seperti yang
kita kenal sekarang.
3. Tycho
Brahe (1546 M – 1601 M), adalah seorang bangsawan Denmark yang terkenal sebagai
astronom/astrolog dan alkimiawan. Tycho adalh astronom pengamat paling
menonjol di zaman pra –teleskop. Akurasi pengamatannya pada posisi
bintang dan planet tak tertandingi pada masa itu.
4. Johannes
Kepler (1571 M – 1630 M), adalah astronom jerman, Matematikawan dan
astrolog. Ia paling di kenal melalui hukum gerakan planetnya. Kepler
juga ahli optic dan astronomi. Penjelasannya tentang pembiasan cahaya
tertuang dalam buku ‘’supplement to witelo , expounding the optical part
of astronomy’’. Ia orang pertama yang menjelaskan cara kerja mata.
5. Fancies
Bacon (1561 M – 1626 M), adalah seorang filsuf, negarawan dan penulis
Inggris. Karya – karyanya antar lain membangun dan mempopulerkan motodologi
induksi untuk penelitian ilmiah, sering kali disebut metode Baconian.
6. Andreas
Vesalius (1148 M – 1564 M), adalah ahli anatomi. Ia memperkenalkan tentang
anatomi tubuh manusia. Ia juga menulis sebuak teks mengenai tumbuhan obat.
Sumbangan
Renaissance Kepada Eropa :
Kemunculan
aliran pemikiran yang mementingkan kebebasan akal seperti alirn baru Eropah
hingga abad ke-18 seperti humanisme, rasionalisme, nasionalisme dan
absolutisme. Itali telah menjadi pusat ilmu yang terkenal di Eropa pada abad
ke-15. Renaissance telah membentuk masyarakat perdagangan yang berdaya maju. Melahirkan
tokoh-tokoh pemikir seperti Leonardo de Vinci yang terkenal sebagi pelukis,
pemusik dan ahli falsafah serta jurutera. Melahirkan ahli-ahli sains terkenal
seperti Copernicus dan Galileo. Melahirkan ahli matematik seperti Tartaglia dan
Cardan.
Selain
itu, Renaissance telah melahirkan tokoh-tokoh perobatan di Eropah. Antara tokoh
perobatan terkenal iaitu William Harvey yang telah memberi sumbangan dalam
kajian peredaran darah. Renaissance telah melahirkan masyarakat yang lebih
progresif dan wujud semangat inquiri sehingga membawa kepada aktiviti
penjelajahan dan penerokaan. Boleh disimpulkan bahwa jaman renaissance adalah
jaman pendobrakan manusia untuk setia dan konstan dengan jati dirinya. Jaman
ini sekaligus menggulirkan semangat baru yang menghebohkan, terutama dalam
hubungannya dengan karya seni, ilmu pengetahuan, sastra dan aneka kreativitas
manusia yang lain. Di sini filsafat memegang fungsinya yang baru yaitu
meletakkan dasar-dasar bangunan pengembangan aneka ilmu alam/ pasti yang
merintis hadirnya teknologi-teknologi seperti yang kita nikmati sekarang ini.
D. Perkembangan Ilmu Alamiah yang Pesat
IPA
Klasik dan IPA modern
Mulanya berkembang sangat lambat
(abad 15-16), lebih pesat setelah Copernicus yang kemudian diperkuat Galileo
(konsep geosentris konsep heliosentris), dikenal sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan
modern (kebenaran berdasarkan induksi). Perkembangan IPA sangat pesat terjadi
setelah diperkenalkannya konsep fisika kuantum dan relativtas pada awal abad
ke-20. Konsep “modern” ini mempengaruhi konsep IPA keseluruhan sehingga
dalam beberapa hal perlu dilakukan revisi dan penyesuaian konsepsi ilmu
pengetahuan ke arah pemikiran modern. Dengan demikian terdapat dua konsep
IPA, yaitu IPA klasik yang telaahannya bersifat makroskopik, dan IPA modern
yang bersifat mikroskopik.
Dengan demikian penggolongan IPA
“klasik” dan IPA “modern” sama sekali sekali bukan berkaitan dengan waktu
maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada
konsepsi yaitu cara berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu
fenomena alam. Perkembangan ilmu yang sangat besar akhir-akhir ini sangat
ditunjang oleh perkembangan ilmu maupun perangkat computer yang semakin cepat
dan canggih.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
berkembang sesuai dengan zamannya, dimulai dengan pendekatan “pseudo
science,” rasionalisme, sampai pendekatan ilmiah terkini.
Perkembangannya sangat lambat, agak sedikit cepat setelah abad
pertengahan, dimulai dengan penemuan yang liberal dari Copernicus tentang
heliosentris, dan sangat pesat mulai abad ke-20 dengan ditemukannya teori kuantum
dan relativitas yang mengubah konsepsi ilmu pengetahuan ke arah lebih
mikroskopik. Perkembangan ilmu yang sangat pesat ini sangat ditunjang
oleh perangkat penelitian maupun perangkat komputer yang semakin canggih.
Segala kebenaran yang terkandung
dalam ilmu alamiah terletak pada metode ilmiah. Kelebihan dan kekurangan
ilmu alamiah ditentukan oleh metode ilmiah, maka pemecahan segala masalah yang
tidak dapat diterapkan metode ilmiah, tidaklah ilmiah. Sebagai langkah
pemecahan atau prosedur ilmiah adalah penginderaan, masalah atau problem,
hipotesis, eksperimen dan teori. Beberapa teori menunjukkan validitas
yang umum sehingga memiliki rangkuman yang tinggi, maka teori itu menjadi hukum
alam.
Konsepsi tentang IPA klasik dan IPA
modern tidak bertitik tolak dari waktu penemuannya tetapi berdasarkan
konsepsi cara berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena
alam.
Perkembangan ilmu pengetahuan dimulai
dengan tanpa pembedaan, dilanjutkan menjadi IPA, IPS dan Budaya.
Perkembangan yang semakin pesat menyebabkan IPA diklasifikasikan menjadi
berbagai disiplin ilmu, dilanjutkan dengan sub-disiplin ilmu dan diteruskan
menjadi bagian yang sangat fokus (spesialisasi). Sejalan dengan itu juga
muncul ilmu multidiplin baru sebagai lanjutan dari munculnya fenomena baru yang
tidak mungkin ditelaah hanya dari satu disiplin ilmu saja.
Perbedaan IPA klasik dan modern:
IPA
klasik
Proses IPA yang menggunakan metode
keilmuan diaman peranan teori dan eksperimen saling melengkapi dan memperkuat.
Cirinya : lebih mendahulukan eksperimen dari teori, mendiskkripsikan
gejala-gejala alam, penekanannya secara kulaitatif sehingga hasil yang
ditunjukkan kuantitatif. IPA klasik dengan telaahan bersifat Makroskopik.
IPA modern
Proses metode keilmuan yang lebih menekankan
teori dari pada eksprimen/praktek.
Cirinya : hukum sebab akibat memberikan kepastian mutlak, bersifat detemernistik mulai ditinggalkan, mendekati kebenaran mutlak dari gejala yang dipermasalahkan. IPA modern dengan telaahan bersifat Mikroskopik.
Cirinya : hukum sebab akibat memberikan kepastian mutlak, bersifat detemernistik mulai ditinggalkan, mendekati kebenaran mutlak dari gejala yang dipermasalahkan. IPA modern dengan telaahan bersifat Mikroskopik.
IPA dan Perkembangan Manusia
Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan alam, kini telah lahir berbagai teknologi yang sangat pesat, dan
kini diperdebatkan tentang akibat-akibat yang dibawa teknologi pada peradaban
manusia sebagai keseluruhan, baik benturan teknologi terhadap nilai-nilai
kemanusiaan, akibat-akibat fisik maupun benturannya terhadap tata lingkungan
sebagai keseluruhan.
Melihat kecenderungan dari
perkembangan berbagai tahap yang dialaminya, jelas bahwa teknologi menjadi
harapan jika dituruti suatu haluan yang terarah pada usaha meningkatkan mutu
kehidupan manusia, yakni usaha untuk mencukupi : Bahan pangan, pekerjaan bagi
penduduk dunia. Bahan mentah dan energi bagi penduduk dunia disertai usaha
menekan pemborosan. Usaha untuk memberikan tempat bermukim yang layak bagi
manusia.
IPA
dan teknologi telah demikian maju sehingga merupakan bagian dari hidup kita,
termasuk dalam usaha pengadaan pangan. Dalam kaitan ini maka sumbangan IPA dan
teknologi adalah :
·
Mengembangkan tanah-tanah produktif
·
Penyediaan pangan baru
·
Penyediaan pangan (pemukiman) tanpa
merusak lingkungan
·
Penyediaan sandang
·
Meningkatkan kesehatan
Perkembangan
IPA dan teknologi yang demikian pesatnya mempunyai pengaruh langsung pada
kehidupan.
Peranan Matematika dan Daya Abstraksi
Manusia
Peranan matematika dalam usaha
mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah ibarat fondasi suau gedung megah
yang tidah pernah terpamer di atas permukaan tanah. Matematika adalah suatu
ilmu yang abstrak. Teori-teori dalam ilmu ini disususn dengan pola berfikir
atau penalaran tertentu, yang dianut dengan konsekuen. Matematika dikenal
sebagai ilmu pengetahuan yang sangat kokoh strukturalnya, tidak mudah
diombang-ambingkan oleh berbagai dorongan perubahan. Kekokohan struktur ini
disebabkan karena setiap perkembangan ilmu ini pada umumnya adalah sebagai
konsekuensi logis dari apa yang sudah ada sebelumnya. Walaupun matematika itu
abstrak, banyak konsep awal matematika yang berasal dari situasi nyata atau
disebut sebagai pengabstrakan suatu nyata.
Misalnya konsep garis dan konsep
kesejajaran geometri. Konsep-konsep ini adalah konsep-konsep abstrak. Akan
tetapi, munculnya konsep ini adalah karena desakan kebutuhan nyata. Semenjak
dahulnya manusia penghuni lembah-lembah subur berbagai sungai besar di dunia
ini seperti lembah sungai Nil, setiap tahun harus mengungsi karena banjir besar
yang melanda lembah tersebut. Setelah banjir surut, mereka harus mendapatkan
kembali lahan yang sesuai dengan lahan semula yang telah ditutupi Lumpur banjir
itu. Mereka senantiasa kembali, karena lahan yang mereka tiggalkan itu menjadi
subur oleh karena lumpur banjir itu. Usaha untuk mendapatkan kembali lahan
dengan luas dan bentuk yang sama seperti yang mereka miliki dulu, telah
mendorong tumbuhnya berbagai konsep yang mendasari teori geometri yang kita
kenal sekarang.
Contoh
lain terbentuknya suatu konsep abstrak dari situasi atau kondisi nyata, yaitu :
Semenjak
manusia mulai membangun keluarga, mereka berusaha mengenali banyak keluarga
mereka. Mereka perlu mengetahui apakah keluarga mereka bertambah atau berkurang, untuk
berusaha menyediakan makanan sesuai dengan yang diperlukan. Ketika manusia
mulai mengenal usaha memelihara ternak, mereka perlu mengetahui apakah ternak
mereka masih utuh, adakah yag hilang atau sudah bertambah. Sebagaimana juga
dalam berbagai hal lainnya, dalam kedua hal di atas mereka memerlukan
cara mencacah yang melibatkan pula beberapa operasi hitung yang
sederhana. Situasi ini merupakan salah satu di antara yang mendesakkan
tumbuhnya ilmu aritmatika dan ilmu berhitung. Dari
ilmu ini pula berkembang teori bilangan yang sangat abstrak
bentuknya.
Apa
yang diharapkan dengan mempelajari Ilmu Kealaman Dasar?
Dengan mempelajari Ilmu Kealaman
Dasar diharapkan mahasiswa dapat memiliki wawasan luas mengenai pengetahuan alam
serta memanfaatkan dan melestarikannya untuk kepentingan generasi sekarang
serta mendatang.
Di samping pengetahuan alam,
mahasiswa dapat mengenali adanya relasi erat antara perkembangan ilmu eksata
dengan ilmu-ilmu social. Banyak prinsip-prinsip ilmu alam seperti evolusi,
konsep ekologi, dan masih banyak pengetahuan lain yang di adopsi untuk
menjelaskan gejala sosial. Sebaliknya untuk mengingatkan perbedaan antara alam
dengan lingkungan social, sehingga perlu diketahui pula tidak semua pengetahuan
social dapat dijelaskan berdasarkan gejala alam.
E. Zaman Batu
Zaman Batu terjadi sebelum logam
dikenal. Zaman batu menunjuk pada suatu periode di mana alat-alat kehidupan
manusia umumnya/dominan terbuat dari batu, walaupun ada juga alat-alat tertentu
yang terbuat dari kayu dan tulang. Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi 4
zaman, antara lain:
1.
Paleolitikum atau Zaman Batu Tua
Paleotikum
adalah zaman prasejarah yang bermula kira-kira 50.000 hingga 100.000 tahun yang
lalu. Periode zaman ini adalah antara tahun 50.000 SM - 10.000 SM.Pada zaman
ini, manusia Peking dan manusia Jawa telah ada. Di Afrika, Eropa dan Asia,
manusia Neanderthal telah hidup pada awal tahun 50.000 SM, manakala pada tahun
20 000 SM, manusia Cro-magnon sudah menguasai kebudayaan di Afrika Utara dan
Eropa. Dengan tokohnya adalah manusia purba, perkembangan ilmu dicirikan dengan
penggunaan alat-alat sederhana yang dibuat dari batu dan tulang, mengenal cocok
taman dan beternak, dan dalam kehidupan sehari-hari didasari dengan pengamatan
primitif menggunakan sistem “trial and error” (mencoba-coba dan salah) yang
kemudian berkembang menjadi “know how”.
Beberapa
perkembangan kebudayaan ditemukan di sekitar Pacitan (ditemukan oleh Von
Koenigswald) dan Ngandong. Pada zaman ini, manusia hidup secara nomaden atau
berpindah-randah dalam kumpulan kecil untuk mencari makanan. Mereka mencari
biji-bijian, umbi, serta dedaunan sebagai makanan. Mereka tidak bercocok tanam.
Mereka menggunakan batu, kayu dan tulang binatang untuk
membuat peralatan sehari-hari. Alat-alat ini juga digunakan untuk
mempertahankan diri dari musuh. Peninggalan yang ditemukan antara lain berupa
peralatan batu seperti flakes (alat penyerpih berfungsi misalnya
untuk mengupas, menguliti), chopper (kapak genggam/alat penetak),
selain itu terdapat pula peralatan dari tulang.
Kapak
genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan, biasa disebut Chopper (alat
penetak/pemotong). Dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa dengan
kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara menggunakannya dengan cara menggenggam.
Pembuatannya dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan sisi
lainnya dibiarkan apa adanya sebagai tempat menggenggam.
Spesies
manusia purba yang telah ada: Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus
Erectus (Pithecanthropus Mojokertensis, Pithecanthropus Robustus)
2.
Mesolitikum atau Zaman Batu Tengah
Mesolitikum
atau Zaman Batu Madya (Bahasa Yunani: mesos “tengah”, lithos batu) adalah suatu
periode dalam perkembangan teknologi manusia, antara Paleolitik atau Zaman Batu
Tua dan Neolitik atau Zaman Batu Muda. Istilah ini diperkenalkan oleh John Lubbock dalam
makalahnya "Zaman Prasejarah" (bahasa Inggris: Pre-historic
Times) yang diterbitkan pada tahun 1865. Namun istilah ini tidak terlalu sering
digunakan sampai V. Gordon
Childe mempopulerkannya
dalam bukunya The Dawn of Europe (1947).
Pada
zaman mesolitikum di Indonesia, manusia hidup tidak jauh berbeda dengan
zaman paleolitikum, yaitu dengan berburu dan
menangkap ikan, namun manusia pada masa itu juga mulai mempunyai tempat tinggal
agak tetap dan bercocok tanam secara sederhana. Tempat tinggal yang mereka
pilih umumnya berlokasi di tepi pantai (kjokkenmoddinger) dan goa-goa (abris sous roche) sehingga di
lokasi-lokasi tersebut banyak ditemukan berkas-berkas kebudayaan manusia pada
zaman itu.
3.
Neolitikum
Neolitikum atau
Zaman Batu Muda adalah fase atau tingkat kebudayaan
pada zaman pra aksara yang mempunyai ciri-ciri berupa unsur kebudayaan, seperti
peralatan dari batu yang diasah, pertanian menetap, peternakan,
dan pembuatan tembikar.
4.
Megalitikum
Megalitikum
berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yang berarti batu. Zaman
Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar, karena pada zaman ini
manusia sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan yang terbuat dan batu-batu
besar. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan. Walaupun kepercayaan
mereka masih dalam tingkat awal, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang.
Kepercayaan ini muncul karena pengetahuan manusia sudah mulai meningkat. Menurut
Von Heine Geldern, kebudayaan Megalithikum menyebar ke Indonesia melalui 2
gelombang yaitu :
a.
Megalith Tua menyebar ke Indonesia pada
zaman Neolithikum (2500-1500 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi
(Proto Melayu). Contoh bangunan Megalithikum adalah menhir, punden
berundak-undak, Arca-arca Statis.
b.
Megalith Muda menyebar ke Indonesia pada
zaman perunggu (1000-100 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro
Melayu). Contoh bangunan megalithnya adalah peti kubur batu, dolmen, waruga Sarkofagus
dan arca-arca dinamis. Apa yang dinyatakan dalam uraian di atas, dibuktikan
dengan adanya penemuan bangunan batu besar seperti kuburan batu pada zaman
prasejarah, banyak ditemukan manik-manik, alat-alat perunggu dan besi. Adapun
beberapa hasil-hasil kebudayaan pada zaman megalitikum adalah sebagai berikut:
Menhir
Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri tunggal dan ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama bangunan lain yaitu seperti punden berundak-undak. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan.
Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri tunggal dan ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama bangunan lain yaitu seperti punden berundak-undak. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan.
Punden Berundak-undak
Punden
berundak-undak adalah bangunan dari batu yang bertingkat-tingkat dan fungsinya
sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal. Bangunan
tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat penemuannya
adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di Jawa Timur.
Dolmen
Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu. Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat disebut dengan kuburan batu. Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari Kuningan / Jawa Barat, Bondowoso / Jawa Timur, Merawan, Jember / Jatim, Pasemah / Sumatera, dan NTT.
Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu. Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat disebut dengan kuburan batu. Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari Kuningan / Jawa Barat, Bondowoso / Jawa Timur, Merawan, Jember / Jatim, Pasemah / Sumatera, dan NTT.
Sarkofagus
Sarkofagus
adalah keranda batu atau peti mayat yang terbuat dari batu. Bentuknya
menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi tutup. Dari Sarkofagus yang
ditemukan umumnya di dalamnya terdapat mayat dan bekal kubur berupa periuk,
kapak persegi, perhiasan dan benda-benda dari perunggu serta besi.
F. Zaman Logam
Dengan tokohnya kerajaan Mesir, juga
kerajaan Cina dan Sumeria, berkembang pemakaian logam, terutama besi dan perunggu
sebagai bahan peralatan sehari-hari, baik sebagai perhiasan, peralatan masak,
atau bahkan peralatan perang dan patung. Contohnya adalah karya-karya, seperti
patung istri raja Firaun (Neferitti ) dari Mesir; penggunaan alat-alat dari
besi sekitar abad 15 s.M di Sumeria (Irak), penggunaan peralatan perang dari
perunggu di Cina pada masa Dinasti Shang (abad 15 s.M), dan penggunaan besi
untuk peralatan perang pada masa Dinasti Chin (abad 5 s.M).
Zaman Logam, yaitu kebudayaan manusia
sebagian besar menggunakan benda-benda yang terbuat dari logam atau zaman
ketika manusia sudah menggunakan alat-alat kehidupan dengan peralatan yang
berasal dari logam.
·
Zaman Tembaga, adalah zaman ketika manusia
mulai mengenal peralatan dari logam.
·
Zaman Perunggu, adalah zaman ketika
manusia mampu membuat alat-alat dari perunggu. Contohnya: Kapak Corong, nekara,
dan perhiasan perunggu
·
Zaman Besi, yaitu zaman ketika manusia
telah dapat mengolah bijih-bijih besi untuk membuat peralatan-peralatan yang
dibutuhkan.
III.
PENUTUP
Dari pembahasan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa zaman nirkela adalah istilah yang digunakan untuk
merujuk kepada masa dimana catatan sejarah yang tertulis belum tersedia. Tokoh
perkembangan sains pada masa kejayaan yunani meliputi: Thales, Pythagoras,
Aristoteles, dan Archimedes. Sedangkan tokoh perkembangan pada zaman
renaissance adalah Nicholas Copernicus, Galileo Galilei, Tycho Brahe, Johannes
Kepler, Francies Bacon, dan Andreas Vesalius. Zaman Batu Tua dengan tokohnya
adalah manusia purba, perkembangan ilmu dicirikan dengan penggunaan alat-alat
sederhana yang dibuat dari batu dan tulang, mengenal cocok taman dan beternak,
dan dalam kehidupan sehari-hari didasari dengan pengamatan primitif menggunakan
sistem “trial and error” (mencoba-coba dan salah) yang kemudian berkembang
menjadi “know how”.
Zaman Batu Muda dengan
tokohnya adalah kerajaan-kerajaan Mesir, Babylon, Sumeria, Niniveh, India, dan
Cina, telah berkembang kemampuan-kemampuan yang sangat siginifikan, seperti
kemampuan menulis (dinyatakan dengan gambar dan simbol atau lambang-lambang),
kemampuan membaca (bermula dari bunyi atau suku kata tertentu), dan kemampuan
berhitung. Dalam zaman ini juga berkembang perbintangan, matematika,
perdagangan, dan hukum. Zaman Logam, yaitu kebudayaan manusia sebagian besar
menggunakan benda-benda yang terbuat dari logam atau zaman ketika manusia sudah
menggunakan alat-alat kehidupan dengan peralatan yang berasal dari logam.
Seluruh peserta diskusi harus selalu
aktif dalam kegiatan belajar mengajar baik itu berupa bertanya, memberikan
jawaban, maupun memberikan sanggahan agar tujuan dari pembelajaran tersebut
dapat dicapai dengan maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Abadiyah,
Muflihatul. 2014. Sejarah Perkembangan
Sains. Diakses dari http://muflihatulabadiyah.blogspot.co.id/2014/12/sejarah-perkembangan-sains.html pada
10 Maret 2018
Giancoli,
Douglas C. 2001. Fisika edisi kelima. Jakarta: Erlangga
Nagato,
Arista. 2011. Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Alam. Diakses dari http://aristanagato.blogspot.co.id/2011/03/perkembangan-ilmu-pengetahuan-alam.html pada
09 Maret 2018