OSILOSKOP
(Makalah Instrumen Fisika)
Dosen Pengampu:
Prof.
Dr. Agus Suyatna, M.Si
B.
Anggit Wicaksono, S.Pd. M.si
Oleh:
I Putu Yogi S P ( 1613022013 )
Kurniawan Saputra ( 1613022047 )
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan hidayahnya penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang “Osiloskop”. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas Instrumen Fisika yang diberikan oleh pembimbing kami.Tak
lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dalam penulisan
makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi yang telah penulis cantumkan, mengingat akan kemampuan
yang penulis miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini. Semoga keberhasilan berpihak pada kita semua. Terima kasih.
Bandarlampung,
28 April 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan
Penulisan.......................................................................................... 2
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian,
Fungsi dan Bagian-Bagian Osiloskop....................................... 3
B. Jenis-Jenis
Osiloskop................................................................................... 6
C. Prinsip
Kerja Osiloskop............................................................................... 9
D. Kalibrasi
Osiloskop...................................................................................
11
E. Cara
Penggunan Osiloskop........................................................................ 13
F. Mengukur
Mengunakan Osiloskop............................................................ 14
G. Jenis
Gelombang Osiloskop....................................................................... 18
H. Perawatan
Osiloskop.................................................................................. 19
III. PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 21
B. Saran.......................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR
GAMBAR
Gambar
2.1.
Bagian-Bagian Osiloskop............................................................................... 3
2.2. Osiloskop Analog........................................................................................... 7
2.3. Gambar Diagram Blok Sederhana.................................................................. 8
2.4. Osiloskop Digital.......................................................................................... 8
2.5. Tabung Sinar Katoda.................................................................................... 10
2.6. Percobaan Tabung Sinar
Katoda............................................................... ...11
2.7. Tampak Layar (Display)............................................................................. ..15
2.8. Gelombang pada Display Menunjukan Posisi Sumbu X,Y Z...................... 15
2.9. Gambar Kabel Probe saat Mengukur Teganggan DC.................................. 16
3.0. Gambar Garis Berkas Cahaya saat Pengukuraan Teganggan DC................ 17
3.1. Gambar Gelombang saat Mengukur Teganggan & Frekuensi AC.............. 17
3.2. Gambar Gelombang Segitiga....................................................................... 18
3.3. Gambar GelombangSinusoida...................................................................... 19
3.4. Gambar Gelombang Gigi
Gergaji................................................................ 19
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat
memetakan sinyal listrik. Osiloskop digunakan untuk
pengukuran dan analisa bentuk-bentuk gelombang dan gejala lain dalam
rangkaian-rangkaian eletronikAda
beberapa jenis osiloskop berbasis komputer, dan telah diimplementasikan, salah
satu jenis osiloskop digital berbasis komputer menggunakan sound card yang
dikendalikan di bawah sistem operasi Linux.
Perangkat keras
maupun perangkat lunak yang mengendalikannya telah diuji fungsi dan
kebenarannya, dan sudah dapat berfungsi dengan baik dan
benar. Perangkat keras memiliki kemampuan menerima frekuensi masukan sampai 4 MHz, namun karena memanfaatkan sound card stereo CMI 8738, frekuensi masukan hanya mencapai 20 kHz sesuai kemampuan sound card menerima frekuensi pada mode stereo dengan resolusi 16-bit.
benar. Perangkat keras memiliki kemampuan menerima frekuensi masukan sampai 4 MHz, namun karena memanfaatkan sound card stereo CMI 8738, frekuensi masukan hanya mencapai 20 kHz sesuai kemampuan sound card menerima frekuensi pada mode stereo dengan resolusi 16-bit.
Perangkat lunak
pengendali diimplementasikan menggunakan program bantu GCC (GNU Compiler
Collections) pada Linux, dan dengan memanfaatkan pengolah grafik X-Window,
program ini sudah dapat menampilkan grafik dari sinyal yang diukur sebagaimana
tampilan pada osiloskop dual trace.
Osiloskop yang
diimplementasikan dalam penelitian ini dinamai. Xoscope dibuat oleh Tim
Witham, memilih dua kanal input yang dapat bekerja secara simultan dan
dapat dikembangkan menjadi delapan kanal input, juga dapat menerima masukan
dari ProbeScope Cat.No. 22-310 melalui input port serial (long= frekuensi input
bisa mencapai 5 MHz).
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang digunakan pada makalah alat ukur osiloskop ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa
pengertian, fungsi dan bagian-bagian Osiloskop?
2. Apa
saja jenis-jenis Osiloskop?
3. Bagaimana
prinsip kerja Osiloskop?
4. Bagaimana
cara kalibrasi Osiloskop?
5. Bagaimana
cara Penggunaan Osiloskop?
6. Bagaimana
cara mengukur dengan Osiloskop?
7. Apasaja
Jenis – jenis Gelombang?
8. Bagaimana
cara perawatan Osiloskop?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan pembuatan
makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui
pengertian fungsi, dan bagian-bagian Osiloskop.
2. Mengetahui
jenis-jenis Osiloskop.
3. Mengetahui
prinsip kerja Osiloskop.
4. Mengetahui
cara kalibrasi Osiloskop.
5. Mengetahui
cara Penggunaan Osiloskop.
6. Mengetahui cara mengukur dengan Osiloskop.
7. Menyebutkan
Jenis-jenis Gelombang
8. Mengetahui
cara perawatan Osiloskop.
II.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian,
Fungsi dan Bagian-Bagian Osiloskop
Osiloskop adalahalat ukur elektronika
yang berfungsi
memproyeksikan bentuk sinyal listrik untuk memetakan atau membaca sinyal listrik maupun frekuensi
sehingga dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung
sinar katode.
Piranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke
layar tabung sinar katode. Sorotan elektron membekas pada
layar.Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop mengakibatkan sorotan bergerak
berulang-ulang dari kiri ke kanan.Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal
kontinyu sehingga dapat dipelajari.
(Wahyu.
2008)
Bentuk Osiloskop serta
bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar berikut ini
Sumber:http://www.teknikelektronika.com/wp-content/uploads/2015/10/Bagian-bagian-Osiloskop-Kontrol-dan-Indikator-Osiloskop-Panel-Depan.jpg?x22079
Gambar 2.1. Bagian-Bagian Osiloskop
Gambar 2.1. Bagian-Bagian Osiloskop
Keterangan :
1. Tombol
Power ON/OFF berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan Osiloskop.
2. Lampu
Indikator berfungsi sebagai Indikasi Osiloskop dalam keadaan ON (lampu Hidup)
atau OFF (Lampu Mati)
3. Rotation
pada Osiloskop berfungsi untuk mengatur posisi tampilan garis pada layar agar
tetap berada pada posisi horizontal. Untuk mengatur rotation ini, biasanya
harus menggunakan obeng untuk memutarnya.
4. Intensity
digunakan untuk mengatur kecerahan tampilan bentuk gelombang agar mudah dilihat.
5. Focus
digunakan untuk mengatur penampilan bentuk gelombang sehingga tidak kabur
6. CAL
digunakan untuk Kalibrasi tegangan peak to peak (VP-P) atau Tegangan puncak ke
puncak.
7. Posistion
digunakan untuk mengatur posisi Vertikal (masing-masing Saluran/Channel
memiliki pengatur POSITION).
8. INV
(INVERT) ,Saat tombol INV ditekan,
sinyal Input yang bersangkutan akan dibalikan.
9. Sakelar
VOLT/DIV
Sakelar yang digunakan untuk memilih besarnya tegangan per sentimeter (Volt/Div) pada layar Osiloskop. Umumnya, Osiloskop memiliki dua saluran (dual channel) dengan dua Sakelar VOLT/DIV. Biasanya tersedia pilihan 0,01V/Div hingga 20V/Div.
Sakelar yang digunakan untuk memilih besarnya tegangan per sentimeter (Volt/Div) pada layar Osiloskop. Umumnya, Osiloskop memiliki dua saluran (dual channel) dengan dua Sakelar VOLT/DIV. Biasanya tersedia pilihan 0,01V/Div hingga 20V/Div.
10. VARIABLE
Fungsi Variable pada Osiloskop adalah untuk mengatur kepekaan (sensitivitas)
arah vertikal pada saluran atau Channel yang bersangkutan. Putaran Maksimum
Variable adalah CAL yang berfungsi untuk melakukan kalibrasi Tegangan 1 Volt
tepat pada 1cm di Layar Osiloskop.
11. AC
– DC
Pilihan AC digunakan untuk mengukur sinyal AC, sinyal input yang mengandung DC akan ditahan/diblokir oleh sebuah Kapasitor. Sedangkan pada pilihan posisi DC maka Input Terminal akan terhubung langsung dengan Penguat yang ada di dalam Osiloskop dan seluruh sinyal input akan ditampilkan pada layar Osiloskop.
Pilihan AC digunakan untuk mengukur sinyal AC, sinyal input yang mengandung DC akan ditahan/diblokir oleh sebuah Kapasitor. Sedangkan pada pilihan posisi DC maka Input Terminal akan terhubung langsung dengan Penguat yang ada di dalam Osiloskop dan seluruh sinyal input akan ditampilkan pada layar Osiloskop.
12. GNDJika
tombol GND diaktifkan, maka Terminal INPUT akan terbuka, Input
yang bersumber dari penguatan Internal Osiloskop akan ditanahkan (Grounded).
13. VERTICAL
INPUT CH-1Sebagai VERTICAL INPUT untuk Saluran 1 (Channel 1)
14. VERTICAL
INPUT CH-2Sebagai VERTICAL INPUT untuk Saluran 2 (Channel 2)
15. Sakelar
MODE pada umumnya terdiri dari 4 pilihan yaitu CH1, CH2, DUAL dan ADD.
CH1 = Untuk tampilan bentuk gelombang Saluran 1 (Channel 1).
CH2 = Untuk tampilan bentuk gelombang Saluran 2 (Channel 2).
DUAL = Untuk menampilkan bentuk gelombang Saluran 1 (CH1) dan Saluran 2 (CH2) secara bersamaan.
ADD = Untuk menjumlahkan kedua masukan saluran/saluran secara aljabar. Hasil penjumlahannya akan menjadi satu gambar bentuk gelombang pada layar.
CH1 = Untuk tampilan bentuk gelombang Saluran 1 (Channel 1).
CH2 = Untuk tampilan bentuk gelombang Saluran 2 (Channel 2).
DUAL = Untuk menampilkan bentuk gelombang Saluran 1 (CH1) dan Saluran 2 (CH2) secara bersamaan.
ADD = Untuk menjumlahkan kedua masukan saluran/saluran secara aljabar. Hasil penjumlahannya akan menjadi satu gambar bentuk gelombang pada layar.
16. x10
MAG Untuk
pembesaran (Magnification) frekuensi hingga 10 kali lipat.
17. POSITION
Untuk penyetelan tampilan kiri-kanan pada layar.
18. XY Pada fungsi XY ini
digunakan, Input Saluran 1 akan menjadi Axis X dan Input Saluran 2 akan menjadi
Axis Y.
19. Sakelar
TIME/DIVSakelar TIME/DIV digunakan untuk memilih skala besaran waktu dari suatu
periode atau per satu kotak cm pada layar Osiloskop.
20. Tombol
CAL (TIME/DIV)ini berfungsi untuk kalibrasi TIME/DIV
21. VARIABLE Fungsi Variable pada
bagian Horizontal adalah untuk mengatur kepekaan (sensitivitas) TIME/DIV.
22. GND
merupakan Konektor yang dihubungkan ke Ground (Tanah).
23. Tombol
CHOP dan ALT
CHOP adalah menggunakan potongan dari saluran 1 dan saluran 2.
ALT atau Alternate adalah menggunakan saluran 1 dan saluran 2 secara bergantian.
CHOP adalah menggunakan potongan dari saluran 1 dan saluran 2.
ALT atau Alternate adalah menggunakan saluran 1 dan saluran 2 secara bergantian.
24. HOLD
OFF untuk mendiamkan gambar pada layar osiloskop.
25. LEVEL
atau TRIGGER LEVEL digunakan untuk mengatur gambar yang diperoleh menjadi diam
atau tidak bergerak.
26. Tombol
NORM dan AUTO
27. Tombol
LOCK
28. Sakelar
COUPLINGMenunjukan hubungan dengan sinyal searah (DC) atau bolak balik (AC).
29. Sakelar
SOURCEPenyesuai pemilihan sinyal.
30. TRIGGER
ALT
31. SLOPE
32. EXT :Trigger yang dikendalikan
dari rangkaian di luar Osiloskop.
Penampilan pada
Layar (Display)
Display menyerupai tampilan layar
pada televisi. Display pada Oscilloscope berfungsi sebagai tempat tampilan
sinyal uji. Pada Display Oscilloscope terdapat garis-garis melintang secara
vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak yang disebut dengan div.
Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan.
A. Layar
Osiloskop
B. Trace,
garis yang digambar oleh Osiloskop yang mewakili sinyal
C. Garis
Grid Horizontal
D. Garis
Grid Vertical
E. Garis
Tengah Horizontal dan Vertikal
(Irfani. 2013)
B.
Jenis-Jenis
Osiloskop
Adapun jenis-jenis
Osiloskop adalah:
1. Osiloskop Analog.
Sumber:https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX5SgoveLRUe9YxRpW3MC7HjW8AHkLNGl7NkssgboNUvksRWu830qx_QrXuZosSvOngSqBrgOZC1qd02PDoHfasxsEZLhIN9WkOR0GCgxKnP4UKpiCfibGZX71QomAzYU4BD-SmnNFWzs/s1600/osiloskop.jpg
Gambar 2.3. Diagram Blok
Sederhana
Osiloskop
analog menggunakan tegangan yang diukur untuk menggerakkan berkas electron
dalam tabung sesuai bentuk gambar yang diukur.Pada layar osiloskop langsung
ditampilkan bentuk gelombang tersebut .Osiloskop tipe waktu nyata analog (ART)
menggambar bentuk-bentuk gelombang listrik dengan melalui gerakan pancaran
elektron (electron beam) dalam sebuah tabung sinar katoda (CRT -cathode ray
tube) dari kiri ke kanan .Pancaran electron dari bagian senapan electron (electron gun) yang
membentur atau menumbuk dinding dalam tabung tersebut Mengeksitasi electron
dalam lapisan fosfor pada layar tabung mengeksitasi electron dalam lapisan
fosfor pada layar tabung sehingga terjadi perpendaran atau nyala pada layar
yang menggambarkan bentuk dasar gelombang.
Osiloskop
analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti harganya relatif lebih murah
daripada osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang mudah
dilakukan karena tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat dengan
peragaan di layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang
diharapkan untuk melihat gelombang-gelombang yang kompleks, misalnya sinyal
video di TV dan sinyal RF yang dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah
tidak dapat menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya event picu serta
adanya kedipan (flicker) pada layar untuk gelombang yang frekuensinya rendah
(sekitar 10-20 Hz).Keterbatasan osiloskop analog tersebut dapat diatasi oleh
osiloskop digital.Sebagai contoh keseluruhan bidang skala pada Gambar 3 dapat
ditutup semua menjadi daerah yang dapat dilihat oleh mata, misalnya dengan DSO
dari Hewlett-Packard HP 54600.Pada
gambar ditunjukkan diagram blok sederhana suatu osiloskop analog.
Gambar 2.3. Osiloskop
Analog
2. Osiloskop Digital.
Gambar 2.4.
Osiloskop Digital
Osiloskop
digital memberikan kemampuan ekstensif, kemudahan tugas-tugas akuisisi
gelombang dan pengukurannya. Penyimpanan gelombang membantu para insinyur dan
teknisi dapat menangkap dan
menganalisa aktivitas sinyal yang penting. Jika kemampuan teknik pemicuannya
tinggi secara efisien dapat menemukan adanya keanehan atau kondisi-kondisi
khusus dari gelombang yang sedang diukur. Jika dalam
osiloskop analog gelombang yang akan ditampilkan langsung diberikan ke
rangkaian vertikal sehingga berkesan “diambil” begitu saja (real time), maka
dalam osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling
(dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai
tegangan ini bersama sama dengan skala waktu gelombangnya di memori. Pada prinsipnya,
osiloskop digital hanya mencuplik dan menyimpan demikian banyak nilai dan
kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini lagi dan lagi sampai dihentikan. DSO mempunyai dua cara untuk menangkap atau mencuplik
gelombang, yakni dengan teknik single shot atau real time sampling Osiloskop digital mencuplik
bentuk gelombang yang diukur dan dengan menggunakan ADC (Analog to Digital
Converter) untuk mengubah besaran tegangan yang dicuplik menjadi besaran
digital.
Dalam osiloskop
digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling (dicuplik) dan
didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai tegangan ini
bersama sama dengan skala waktu gelombangnya di memori. Pada prinsipnya,
osiloskop digital hanya mencuplik dan menyimpan demikian banyak nilai dan
kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini lagi dan lagi sampai dihentikan.
Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih jumlah cuplikan yang disimpan dalam
memori per akuisisi (pengambilan) gelombang yang akan diukur.
(Marta.
2013)
C.
Prinsip
Kerja Osiloskop
Komponen utama osiloskop adalah tabung sinar katoda ( CRT ).
Prinsip kerja tabung sinar katoda adalah sebagai berikut: Elektron dipancarkan
dari katoda akan menumbuk bidang gambar yang dilapisi oleh zat yang bersifat
flourecent. Bidang gambar ini berfungsi sebagai anoda. Arah gerak elektron ini
dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnetik. Umumnya osiloskop
sinar katoda mengandung medan gaya listrik untuk mempengaruhi gerak elektron
kearah anoda. Medan listrik dihasilkan oleh lempeng kapasitor yang dipasang
secara vertikal, maka akan terbentuk garis lurus vertikal dinding
gambar.Selanjutnya jika pada lempeng horizontal dipasang tegangan periodik,
maka elektron yang pada mulanya bergerak secara vertikal, kini juga bergerak
secara horizontal dengan laju tetap. Sehingga pada gambar terbentuk
grafik sinusoidal.
Tabung Sinar Katoda
Gambar 2.5. Tabung
Sinar Katoda
Sifat-sifat sinar katoda :
1.
Sinar katoda dipancarkan oleh katoda
dalam sebuah tabung hampa bila dilewati arus listrik (aliran listrik adalah
penting).
2.
Sinar katoda berjalan dalam garis
lurus.
3.
Sinar tersebut bila membentur gelas
atau benda tertentu lainnya akan menyebabkan terjadinya fluoresensi
(mengeluarkan cahaya). Dari fluoresensi inilah kita bisa melihat sinar, sinar
katoda sendiri tidak tampak.
4.
Sinar katoda dibelokkan oleh medan
listrik dan magnit; sehubungan dengan hal itu diperkirakan partikelnya bermuatan
negative.
5.
Sifat-sifat dari sinar katoda tidak
tergantung dari bahan elektrodanya (besi, platina dsb).
Gambar 2.6.
Percobaan Tabung Sinar Katoda
Sinar katoda tidak tampak, hanya melalui pengaruh
fluoresensi dari bahan sinar ini dapat dilacak. Berkas sinar katoda dibelokkan
oleh medan magnit. Pembelokkan ini menunjukkan bahwa sinar katoda bermuatan
negatif.
(Marta, 2013)
D.
Kalibrasi
Osiloskop
Sebelum
osiloskop digunakan, sebaiknya osiloskop dikalibrasi.Tahapan urutan kalibrasi adalah sebagai berikut:
1. Sesuaikan tegangan masukan sumber daya AC 220 yang ada di
belakang osiloskop sebelum kabel daya AC di masukkan stop kontak PLN.
2. Nyalakan osiloskop dengan menekan tombol power yang
bertanda.
3. Set saluran pada tombol CH1.
4. Set mode pada Auto.
5. Atur intensitas, jangan terlalu terang pada tombol INTEN.
6. Atur posisi berkas cahaya
horizontal dan vertikal dengan mengatur tombol yang bertanda sebagai berikut;
7. Set level
mode pada tengah-tengah (-) dan (+).
8. Set tombol tegangan (volt/div) bertanda V
pada 2 V, sesuaikan dengan memperkirakan terhadap tegangan masukan.
9. Pasang pelacak pada salah satu saluran-A, CH
dengan tombol pengalih AC/DC pada kedudukan AC.
10. Atur saklar-switch pada pegangan pelacak pada posisi
pengali 1x.
11. Tempelkan
ujung probe/pelacak pada titik kalibrasi yang bertanda. Call 2V/p-p dan atur
tombol volt/div pada ujung tombol, berkas cahaya garis berada pada pembecaan 2
volt.
12. Atur
Time/Div pad posisi 1 ms agar tampak tegangan kotak-kotak
garis yang
cukup jelas.
13.Setelah tahapan 11, osiloskop siap
digunakan untuk mengukur tegangan
(Marta,
2013)
E.
Cara Penggunaan Osiloskop
Sebelum
osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel dulu
agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah awal pemakaian
yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah garis
lurus mendatar jika tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah fokus,
intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan menggunakan tegangan
referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan pengkalibrasian
sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuanyaitu tegangan
persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz. Setelah probe dikalibrasi
maka dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul
tegangan persegi pada layar. Jika yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada
posisi 1 volt/div (satu kotak vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat
nilai tegangan dari puncak ke puncak sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1
ms/div (satu kotak horizontal mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu
gelombang untuk satu kotak. Jika masih belum tepat maka perlu disetel dengan
potensio yang terdapat di tengah-tengah knob pengganti Volt/div dan time/div. Atau kalau pada
gambar osiloskop diatas berupa potensio dengan label "var".
Pada saat
menggunakan osiloskop juga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Memastikan alat
yang diukur dan osiloskop ditanahkan (digroundkan), disamping untuk kemanan,
hal ini juga untuk mengurangi suara dari frekuensi radio atau jala-jala.
2. Memastikan
probe dalam keadaan baik.
3. Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel
kontrol yang ada di osiloskop.
4. Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi
tombol Volt/Div pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup
besar, gunakan skala Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya
tegangan masukan, gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau
skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
5.
Tentukan skala Time / Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
6. Gunakan tombol Trigger atau hold-off
untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.
7. Gunakan tombol
pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
8. Gunakan tombol pengatur intensitas jika
gambarnya sangat/kurang terang.
(Marta, 2013)
F.
Mengukur
dengan Osiloskop
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat
memetakan sinyal listrik. Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan
memperlihatkan bagaimana sinyal berubah terhadap waktu. Seperti yang bisa anda
lihat pada gambar di bawah ini ditunjukkan bahwa pada sumbu vertical (Y)
merepresentasikan tegangan V, pada sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran
waktu t.
Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam
arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang
lebih kecil. Sejumlah tombol pada osiloskop digunakan untuk mengubah nilai
skala-skala tersebut.
1. Gambar Display (layar) pada osiloskop
1. Gambar Display (layar) pada osiloskop
Sumber:
Gambar 2.7.Tampak layar display
Osiloskop 'Dual Trace'
dapat memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada saat yang sama. Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk sinyal
pada dua tempat yang berbeda dalam suatu rangkaian elektronik.
Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu vertikal (Y) merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t. Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop. Tetapi bagian ini biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran
Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu vertikal (Y) merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t. Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop. Tetapi bagian ini biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran
Sumber:
Gambar 2.8. Gelombang Pada Display Menunjukkan Posisi Sumbu X, Y,
& Z
a. Pengukuran
Tegangan DC
1. Lakukan
seperti pada tahapan kalibrasi dari 1 s/d 13 terkecuali tahapan 12.
2. Hubungkan tegangan yang akan anda cek pada
ujung probe (ground kabel luar dan positif pada ujugn probe). Misal pada
gambar berikut diperlihathan mengukur tegangan batere;
Sumber:
Gambar 2.9. Gambar Kabel
Probe Saat Mengukur Teganagn
3. Tegangan batere adalah 1,5 volt, oleh karena
itu Volt/div dapat diset pada 1 Volt/div.
4. Perhatikan
layar osiloskop, garis berkas cahaya ada di atas garis semula (garis ground),
lihat gambar berikut.
Gambar 3.0. Gambar Garis
Berkas Cahaya pada Saat Pengukuran DC
5. Hitung
tegangan Batere, berapa kotak garis berkas cahaya ada di atas garis ground.
b. Pengukuran Tegangan dan Frekuensi Arus AC
1. Lakukan
seperti pada tahapan kalibrasi dari 1 s/d 13 terkecuali tahapan 12, (jika tidak
perlu dilakukan kalibrasi ulang).
2. Arus
AC yang diukur, misal tegangan yang keluar dari power supply AC.
3. Set tegangan
keluar AC power supply misal pada tegangan 6 Volt/AC.
4. Tetapkan Volt/div
pada posisi 1 volt/div.
5. Set Time/div
pada 10 ms/div yaitu sesuai untuk satu div atau satu kotak untuk setiap
jarak kotak horizontal 100 Hertz.
6. Misal setelah
dihubungkan tampak pada layar sebagai berikut.
Gambar 3.1.
Gambar Gelombang Saat Mengukur Tegangan dan Frekuensi AC.
Pada gambar di atas, misal jarak antara puncak ke
puncak horizontal adalah 5 div. Ini berarti periode (T) tegangan adalah :
T= 5 x 10
ms = 50 ms = 0,05 s.
Frekuensinya adalah f=1/T = 20 Hz
7. Tegangan dari puncak ke puncak adalah 3 div
ke atas dan 3 div ke bawah jumlahnya adalah 6 div. Jadi tegangan yang
puncak-ke puncak adalah 6 Volt.
(Wahyu, 2008)
G. Jenis Gelombang Osiloskop
Terdapat beberapa jenis gelombang osiloskop yang
ditampilkan oleh layar monitor osiloskop. Gelombang – gelombang tersebut antara
lain adalah sebagai berikut ini.
1.
Gelombang
Segitiga
Sumber: http://dokumen.tips/documents/sop-osiloskop.html
Gambar
3.2. Gelombang Segitiga
2. Gelombang Sinusoida
Sumber: http://dokumen.tips/documents/sop-osiloskop.html
Gambar 3.3. Gelombang
sinusoida
3. Gelombang Gigi Gergaji
Sumber: http://dokumen.tips/documents/sop-osiloskop.html
Gambar 3.4. Gambar
Gigi Gerjaji
H.
Perawatan
Osiloskop
Cara
perawatan Osiloskop yaitu sebagai berikut
1. Jangan
menggunakannya ketika casing-nya terbuka.
2. Selalu digunakan
pada jala-jala listrik yang memiliki 3 kabel (outlet 3 kabel) di mana salah
satunya adalah kabel ground dengan grounding yang mantap.
3. Jangan menghubungkan
probe osiloskop dengan bagian yang panas.
4. Jangan menutup
lubang ventilasi osiloskop, dan ketika osiloskop digunakan, pastikan sirkulasi
udara ventilasi tersebut lancar.
5. Jangan mengenakan
tegangan yang melebihi 400 volt dc atau p-p. 9
6. Hindarkan dari
terkena cahaya matahri langsung, kelmbaban dan suhu tinggi, getaran mekanik,
serta medan magnet dan medan listrik kuat (motor, power supply besar,
transformator).
7. Dalam penggunaannya,
ground pada probe harus selalu dekat dengan titik yang diukur/dideteksi (agar
terhindar dari efek looping).
8. Selalu memeriksa
trace rotation, probe, dan ketepatan kalibrasi dengan cara yang benar.
(Najarudin. 2013)
III.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil ialah :
1. Secara
umum fungsi dari osiloskop adalah untuk menganalisa tingkaah laku besaran yang
berubah-ubah terhadap waktu yag ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk
sinyal listrik yang sedang kita amati.
2. Terdapat beberapa jenis
tegangan gelombang yang terdapat padaa osiloskop yaitu gelombang sinusoida,
gelombang blok, gelombang gigi gergaji dan gelombang segitiga.
3. Cara penggunaan osiloskop
adalah pertama pengkalibrasian kemudian menyetel fokus, intensitas, kemiringan,
x position dan y position, setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan
probe ke terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar.
4. Layar
osiloskop terbagi atas 8 skala besar arah vertikal dan 10 kotak dalam arah
horizontal.
B.
Saran
1. Sebaiknya
sebelum kita menggunakan osiloskop kita harus mengetahui cara penggunaanya.
2. Apabila
kita ingin menggunakannya sebaiknya osiloskop harus distel atau di atur
terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam penggunaanya.
3. Mintalah bantuan pembimbing
untuk melakukan percobaan
DAFTAR
PUSTAKA
Coombs,
Clyde. 1982. Electronic Instrument Handbook. Second Eddition : McGraw- Hill.
Cooper, William David.1994. Instrumentasi
Elektronik dan Teknik
Pengukuran.Jakarta:Erlangga.
Masniary,
Marta. 2013. Osiloskop. Diunduh dari : http://www.google.co.id/amp/s/martamasniary.wordpress.com/2013/11/25/elektronika-dasar-pengukuran-dengan-osiloskop/amp/. Pada 18 April 2017 pukul 15.00 WIB
Najarudin,
Irfani. 2013. Osiloskop. Diunduh dari : http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.slideeshre.net/mobile/najarudinirfani/jurnal-osiloskop&ved=0ahUKEwiUxZ3m09jTAHWKNY8KHXCIAA8QFghIMAc&usg=AFQJCNHIZ5KBDEVh7faRQC0QG7I-tp8QA&sig2+G44UKuUsjkjxtvQPqlguWA . Pada 18 April 2017. Pukul 16.33 WIB
Roddy,
Dennis. 1995. Komunikasi Elektronik Edisi
Keempat. Jakarta : PT Prenhallindo.
Wal,
VanDer. 1985. Ringkasan Elektro Teknik.
Jakarta : Erlangga.
Reza,
Wahyu. 2008. Osiloskop . Diunduh dari
: http://technoku.blogspot.co.id/2008/10/osiloskop.html.
Pada 18 April 2017 pukul 19.17
WIB.
0 komentar:
Posting Komentar