JANGKA SORONG
(Makalah Instrumen Fisika)
Dosen Pengampu:
Prof.
Dr. Agus Suyatna, M.Si
B.
Anggit Wicaksono, S.Pd. M.si
Oleh:
Alvia
Meydhasuri
1613022025
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan hidayahnya penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang “Jangka Sorong”. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas Instrumen Fisika yang diberikan oleh pembimbing kami. Tak
lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dalam penulisan
makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi yang telah penulis cantumkan, mengingat akan kemampuan
yang penulis miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini. Semoga keberhasilan berpihak pada kita semua. Terima kasih.
Bandarlampung,
15 Maret 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................
ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan
Penulisan.......................................................................................... 2
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian,
Fungsi dan Bagian-Bagian Jangka Sorong............................. 3
B. Jenis-Jenis
Jangka Sorong.......................................................................... 4
C. Prinsip
Kerja Jangka Sorong...................................................................... 6
D. Kalibrasi
Jangka Sorong............................................................................ 6
E. Mengukur
dengan Jangka Sorong.............................................................. 7
F. Membaca
Skala Jangka Sorong................................................................. 10
G. Perawatan
Jangka Sorong.......................................................................... 12
III. PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 13
B. Saran.......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR
GAMBAR
Gambar Halaman
2.1.
Bagian-Bagian Jangka Sorong..................................................................... 3
2.2.
Jangka Sorong Manual................................................................................. 4
2.3.
Jangka Sorong Analog.................................................................................. 5
2.4.
Jangka Sorong Digital.................................................................................. 5
2.5.
Mengukur Diameter Luar Benda.................................................................. 8
2.6.
Mengukur Diameter Dalam Benda .............................................................. 9
2.7.
Mengukur Kedalaman Benda....................................................................... 10
2.8.
Contoh Membaca Skala................................................................................ 11
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam ilmu fisika,
pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat dasar. Pengukuran pada
hakekatnya membandingan suatu besaran yang belum diketahui nilainya dengan
besaran lain yang sudah diketahui nilainya sebagai standar. Untuk keperluan
tersebut diperlukan alat ukur, yaitu sebuah alat untuk menentukan nilai atau
besaran dari suatu kuantitas.
Untuk mengukur panjang
suatu benda dapat menggunakan berbagai macam alat ukur panjang, diantaranya
mistar, jangka sorong, dan mikrometer skrup. Masing-masing alat ukur panjang
tersebut memiliki ketelitian yang berbeda. Semakin teliti suatu alat maka
pengukuran tersebut akan mendekati ukuran yang sebenarnya.
Dalam mengukur, selain
memperhatikan ketelitian alat ukurnya, juga memperhatikan jenis dan macam benda
yang akan diukur. Jika
benda yang diukur menuntut ketelitian yang tinggi, maka alat ukur yang
digunakan juga harus memiliki ketelitian yang tinggi.
Misalnya untuk mengukur diameter dalam cincin, diameter balok, mengukur
diameter luar tabung, diameter dalam tabung, mengukur kedalaman cawan, bisa
menggunakan alat ukur yang memiliki ketelitian cukup tinggi seperti jangka
sorong. Jangka sorong sangat dubutuhkan bagi mahasiswa pendidikan fisika
seperti saat pembelajaran, praktikum dan juga penelitian. Oleh karena itu, untuk
memahami mengenai alat ukur panjang jangka sorong secara lebih lanjut, maka
dibuatlah makalah ini yang bertujuan untuk mendeskripsikan jangka sorong secara
lebih rinci.
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang digunakan pada makalah alat ukur panjang jangka sorong ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa
pengertian, fungsi dan bagian-bagian jangka sorong?
2. Apa
saja jenis-jenis jangka sorong?
3. Bagaimana
prinsip kerja jangka sorong?
4. Bagaimana
cara kalibrasi jangka sorong?
5. Bagaimana
cara mengukur suatu benda dengan jangka sorong?
6. Bagaimana
cara membaca skala pada jangka sorong?
7. Bagaimana
cara perawatan jangka sorong?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan pembuatan
makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui
pengertian fungsi, dan bagian-bagian jangka sorong.
2. Mengetahui
jenis-jenis jangka sorong.
3. Mengetahui
prinsip kerja jangka sorong.
4. Mengetahui
cara kalibrasi jangka sorong.
5. Mengetahui
cara mengukur suatu benda dengan jangka sorong.
6. Mengetahui
cara membaca skala pada jangka sorong.
7. Mengetahui
cara perawatan jangka sorong.
II.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian,
Fungsi dan Bagian-Bagian Jangka Sorong
Jangka
sorong adalah alat ukur yang memiliki ketelitian cukup tinggi dibandingkan
dengan mistar. Jangka sorong berfungsi untuk
mengukur diameter luar suatu benda, diameter dalam suatu benda, ketebalan suatu
benda, dan juga untuk mengukur kedalaman celah atau lubang pada suatu benda.
Secara umum, jangka sorong terdiri
atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri
atas 2 skala yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius
yang terdapat pada rahang geser.
(Antika, 2012)
Bentuk jangka sorong serta
bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar berikut ini:
Sumber:http://kirchhoffxmia4.weebly.com/uploads/5/7/7/1/57716295/7812404_orig.png
Gambar
2.1. Bagian-Bagian
Jangka Sorong
Keterangan :
1. Rahang tetap dan rahang sorong/geser
bawah (external jaws) digunakan untuk
mengukur diameter luar benda.
2.
Rahang
tetap dan rahang sorong/geser atas (internal
jaws) digunakan untuk mengukur diameter dalam benda.
3.
Tangkai
ukur kedalaman digunakan untuk mengukur kedalaman benda.
4.
Skala
utama terdapat pada rahang tetap yang terdiri dari dua bagian skala, skala
bagian atas memiliki satuan inch sedangkan skala bagian bawah memiliki satuan
cm.
5.
Skala
nonius terdapat pada rahang geser yang terdiri dari dua bagian skala, skala
bagian atas memiliki satuan inch sedangkan skala bagian bawah memiliki satuan
mm.
6. Tombol kunci digunakan untuk menahan
rahang geser agar tetap pada posisinya.
(Agung,
2013)
B.
Jenis-Jenis
Jangka Sorong
Adapun jenis-jenis jangka
sorong adalah:
1. Jangka
Sorong Manual
Sumber:
http://kirchhoffxmia4.weebly.com/uploads/5/7/7/1/57716295/4645376_orig.jpg
Gambar 2.2. Jangka Sorong Manual
Jangka
sorong manual yaitu jangka sorong yang pembacaan skalanya manual menyerupai
mistar atau meteran roll.
2. Jangka
Sorong Analog
Sumber:
http://ecx.images-amazon.com/images/I/61cSaiJAmTL.jpg
Gambar 2.3.
Jangka Sorong Analog
Jangka
sorong analog yaitu jangka sorong yang pembacaan skalanya melalui jarum ukuran
analog yang ditempelkan dibagian muka (dengan stopper). Jangka sorong jenis ini
lebih praktis dan efisien dibandingkan dengan jangka sorong manual.
3. Jangka
Sorong Digital
Sumber: https://citraperdanas.files.wordpress.com/2011/12/lrg-2-digitalcalipers.jpg
Gambar 2.4.
Jangka Sorong Digital
Jangka
sorong digital yaitu jangka sorong yang pembacaan skalanya berdasarkan
angka-angka yang tertera pada layar digital. Pengukuran digital berjalan dengan
otomatis, yaitu ketika benda diukur, maka hasil pengukuran akan tertera pada
layar digital.
(Mafia, 2012)
C.
Prinsip
Kerja Jangka Sorong
Prinsip utama menggunakan jangka
sorong adalah apabila kunci yang terdapat pada jangka sorong dilonggarkan, maka
papan skala nonius dapat digerakkan sesuai keperluan. Dalam kegiatan pengukuran
objek yang hendak diukur panjangnya atau diameternya maka objek akan dijepit
diantara 2 penjepit (rahang) yang ada pada jangka sorong. Panjang objek dapat
ditentukan secara langsung dengan membaca skala utama kemudian menambahkan
dengan hasil pembacaan pada skala nonius.
(Wahyu,
2008)
D.
Kalibrasi
Jangka Sorong
Cara kalibrasi jangka sorong adalah sebagai berikut.
1. Bersihkan jangka sorong dari kotoran yang menempel.
2. Longgarkan baut pengunci jangka
sorong.
3. Geser rahang geser sehingga saling berhimpit dengan rahang utama.
4. Lakukan pembacaan kalibrasi seperti berikut ini :
a. Garis
angka nol (0) awal pada skala rahang geser tepat segaris dengan garis angka nol
(0) pada skala utama.
b. Garis
angka nol (0) akhir pada skala rahang geser tepat segaris dengan salah satu
garis pada skala utama.
4.
Jika kondisi tersebut tidak
terpenuhi, maka lakukan hal berikut :
a. Jika
pembacaan kalibrasi melebihi nilai seharusnya, yang artinya garis 0 awal pada
skala geser melewati garis 0 pada skala utama, solusinya yaitu bersihkan
kembali jangka sorong terutama dari debu dan karat pada bagian-bagian yang
bergeser.
b. Jika
pembacaan kalibrasi kurang dari nilai seharusnya, yang artinya garis 0 awal
pada skala geser belum mencapai garis 0 pada skala utama, maka lakukanlah
pembacaan selisih pergeseran tersebut dengan mencari garis pada skala geser
yang berhimpit dengan garis pada skala utama. Bacalah selisih pergeseran
tersebut dengan hitungan mundur. Yang artinya jika garis pada skala geser yang
berhimpit dengan garis pada skala utama menampilkan angka 0.85 mm, maka selisih
pergeseran tersebut adalah 0.15 mm dari nilai 0 skala utama. Kemudian jika alat
tersebut digunakan untuk mengukur, maka hasil pengukuran harus ditambah dengan
0.15 mm.
7.
Alat ukur jangka sorong siap
untuk digunakan.
Hal-hal yang menyebabkan kegagalan
kalibrasi dan pengukuran menggunakan jangka sorong adalah:
1. Kesalahan umum (orang yang
melakukan penggukuran),
2. Kesalahan sistematis (kerusakan
alat, lingkungan),
3. Kesalahan acak (tidak diketahui
pengyebabnya).
Faktor terjadinya kerusakan alat
adalah ketidakstabilan suhu ruang penyimpanan, sehingga memungkinkan jangka
sorong untuk memuai atau menyusut, terbentur dan/atau tergores.
(Mafia, 2012)
E.
Mengukur
dengan Jangka Sorong
Hal pertama yang harus dilakukan
yaitu memastikan jangka sorong telah terkalibrasi, kemudian kendurkan baut
pengunci. Langkah selanjutnya disesuaikan dengan jenis benda yang akan diukur. Berikut adalah langkah-langkah
penggunaan jangka sorong dalam pengukuran dimensi benda ukur :
1. Mengukur panjang atau diameter luar suatu benda
Sumber: http://3.bp.blogspot.com/-kVEws320/mengukur+pajang+benda.png
Gambar 2.5. Mengukur Diameter Luar Benda
Untuk mengukur panjang, tebal atau
diameter luar sebuah benda dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
a. Menggeser rahang geser jangka sorong
kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk ke rahang eksternal (external jaws)
b. Meletakkan benda yang akan diukur ke
rahang eksternal (external jaws).
c. Menggeser rahang geser kekiri
sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang eksternal
(external jaws)
d. Mengunci jangka sorong terebut
dengan cara memutar kunci sekrup (Locking screw) yang tujuannya agar tidak
bergeser pada saat pembacaan skala.
e. Terakhir, mencatat hasil pengukuran
2.
Mengukur diameter dalam suatu benda
Sumber: https://1.bp.blogspot.com/Q/lAp7kn3-chw/s320/mengukur+dalam.png
Gambar 2.6. Mengukur Diameter Dalam Benda
Untuk mengukur diameter dalam sebuah
benda (misalnya diameter dalam sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah
sebagai berikut :
a. Menggeser rahang geser jangka sorong
sedikit ke kanan.
b. Meletakkan benda/cincin yang akan
diukur pada rahang dalam (internal jaws) sedemikian sehingga kedua rahang
jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut
c. Menggeser rahang geser kekanan
sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam
benda/cincin yang diukur
d. mengunci jangka sorong terebut
dengan cara memutar kunci sekrup (Locking screw) yang tujuannya agar tidak
bergeser pada saat pembacaan skala.
e. Mencatat hasil pengukuran
3. Mengukur
kedalaman suatu benda/lubang
Sumber: http://4.bp.blogspot.com/-w5s-_uffGSM/s1600/mengukur+kedalaman.png
Gambar 2.7. Mengukur Kedalaman Benda
Untuk mengukur kedalaman sebuah
benda/tabung dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
a. Meletakkan tabung yang akan diukur
dalam posisi berdiri tegak.
b. Memutar jangka (posisi tegak)
kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur
dalamnya.
c. Menggeser rahang geser kebawah
sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung.
d. Mencatat hasil pengukuran.
(Mafia,
2012)
F.
Membaca
Skala Jangka Sorong
Untuk membaca hasil pengukuran
menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
1.
Perhatikan skala utama (SU), lihat nilai yang terukur yang
lurus dengan angka nol di skala nonius (SN). Dapat menunjukkan posisi berhimpit
dengan garis pada skala utama bisa juga tidak. Jika tidak, ambil nilai skala
utama yang terdekat di kirinya.
2.
Amati skala nonius (SN), cari angka pada skala nonius yang
berhimpit dengan garis di skala utama (SU).
3.
Lalu jumlahkan skala utama dengan skala nonius dengan
persamaan sebagai berikut.
Hasil = SU + (jumlah garis skala
pada SN x Ketelitian jangka sorong) ± ketidakpastian
(Mikrajuddin,
2016)
Untuk lebih memahami tentang cara pembacaan skala pada
jangka sorong manual dengan ketelitian 0,005 cm, perhatikan gambar berikut.
Sumber: Gambar Simulasi Membaca Skala pada Jangka
Sorong
Gambar 2.8. Contoh
Membaca Skala
1. Pada jangka sorong ini nilai skala
terkecil dari skala utama adalah 1 mm, jumlah garis pada skala nonius adalah 20
buah. Sehingga, untuk mencari ketelitian yaitu 1 mm : 20 = 0,05 mm = 0,005 cm,
sedangkan ketidakpastian didapatkan dari ½ x ketelitian yaitu ½ x 0,005 cm = ±
0,0025 cm.
2. Pada
skala utama (SU) tidak ada yang tepat berhimpit dengan angka 0 pada skala
nonius (SN), sehingga nilai skala utama dapat ditentukan dengan melihat angka
yang terdekat di bagian kirinya, yaitu 3.
3. Nilai
skala nonius (SN) yang berhimpit dengan salah satu garis pada skala utama (SU)
yaitu angka 6.
4. Cara
menghitung hasilnya sebagai berikut.
Jumlah
garis pada skala nonius (SN) hingga angka 6 adalah 12 garis, sehingga
Hasil = SU + (jumlah garis skala
pada SN x Ketelitian jangka sorong) ± ketidakpastian
= 3 + (12 x 0,005) ± 0,0025
= 3 + 0,06 ± 0,0025
= 3,060 ± 0,0025 cm
G.
Perawatan
Jangka Sorong
Cara perawatan jangka sorong yaitu
sebagai berikut
1. Membersihkan jangka sorong dan benda
yang akan diukurnya sebelum melakukan pengukuran
2. Tekanan pengukuran jangan terlampau
kuat, karena akan menyebabkan terjadinya pembengkokan pada rahang ukur maupun
pada lidah pengukur kedalaman. Jikas sudah pas, mengencangkan baut pengunci
agar rahang tidak bergeser, tetapi jangan terlalu kuat karena akan merusak ulir
dari baut pengunci.
3.
Tempatkan
pada tempat semula setelah digunakan.
4.
Hindarkan
dari benturan keras atau kemungkinan terjatuh.
5.
Ujung-ujung
rahang ukur maupun sisi-sisi ukur harus dipelihara atau dijaga jangan sampai
cacat.
6.
Lumasi
permukaan peluncur dan bagian lainnya dengan sedikit minyak pelumas sesudah
pemakaiannya.
7.
Penyimpanan
yang baik harus bebas dari sinar matahari langsung dan kelembapan tinggi.
(Hafry,
2012)
III.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Jangka sorong adalah alat
ukur yang memiliki ketelitian cukup tinggi dibandingkan dengan mistar. Jangka sorong berfungsi untuk mengukur diameter luar
suatu benda, diameter dalam suatu benda, ketebalan suatu benda, dan juga untuk
mengukur kedalaman celah atau lubang pada suatu benda. Bagian-bagian jangka
sorong terdiri dari rahang tetap, rahang geser, skala utama (dalam cm dan
inci), skala nonius (dalam mm dan inci), tangkai ukur kedalaman dan pengunci.
2.
Jangka
sorong terdiri dari 3 jenis yaitu jangka sorong manual, jangka sorong analog
dan jangka sorong digital.
3. Prinsip utama menggunakan jangka
sorong adalah apabila kunci yang terdapat pada jangka sorong dilonggarkan, maka
papan skala nonius dapat digerakkan sesuai keperluan.
4.
Cara
kalibrasi jangka sorong yaitu :
a.
Longgarkan baut pengunci jangka
sorong.
b.
Geser rahang geser sehingga
saling berhimpit dengan rahang utama.
c.
Lakukan pembacaan kalibrasi
seperti berikut ini :
1)
Garis angka nol (0) awal
pada skala rahang geser tepat segaris dengan garis angka nol (0) pada skala
utama.
2)
Garis angka nol (0) akhir
pada skala rahang geser tepat segaris dengan salah satu garis pada skala utama.
5.
Hal
pertama yang harus dilakukan untuk mengukur menggunakan jangka sorong yaitu
memastikan jangka sorong telah terkalibrasi, kemudian kendurkan baut pengunci.
Jepit benda yang akan diukur pada rahang untuk mengukur diameter, sedangkan
untuk mengukur kedalaman yaitu dengan cara memasukkan tangkai ukur. Setelah itu
kencangkan baut pengunci dan baca skalanya.
6. Menentukan hasil pengukuran dengan
persamaan sebagai berikut.
Hasil = SU + (jumlah garis angka
pada SN x Ketelitian jangka sorong) ± ketidakpastian
7. Cara merawat jangka sorong yaitu dengan membersihkan jangka sorong
dan benda yang akan diukurnya sebelum melakukan pengukuran dan melumasi permukaan peluncur dan bagian
lainnya dengan sedikit minyak pelumas sesudah pemakaiannya.
B.
Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan
mengenai jangka sorong yaitu sebelum melakukan kegiatan pengukuran kenali
terlebih dahulu alat ukur yang sesuai dengan benda yang ingin diukur. Jika
mengukur menggunakan jangka sorong maka sebelum melakukan pengukuran pastikan
jangka sorong sudah terkalibrasi dengan baik jika tidak maka hal tersebut akan
mempengaruhi hasil pengukuran dan juga untuk merawat jangka sorong harus secara
rutin agar jangka sorong tetap pada keadaan bersih dan tidak berkarat.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar 1. Bandung : ITB.
Antika,
Julianty, dkk. 2012. Pengukuran
(Kalibrasi) Volume dan Massa Jenis Aluminium. Jurnal Fisika dan Aplikasinya
Vol. 13 Edisi 1 Mei 2012.
Mafia.
2012. Cara Penggunaan Jangka Sorong.
Diunduh dari : http://mafia.mafiaol.com/2012/12/cara-penggunaan-jangka-sorong-vernier.html.
Pada 13 Maret 2017 pukul 16.02 WIB.
Olifian, Hefry.
2012. Alat Ukur. Diunduh dari : https://hefryolifian.wordpress.com/category/alat-ukur/. Pada 10 Maret 2017 pukul 17.00 WIB.
Reza, Wahyu. 2008.
Jangka Sorong. Diunduh dari : http://technoku.blogspot.co.id/2008/10/jangka-sorong.html. Pada 10 Maret 2017 pukul 19.17
WIB.
Setyawan, Agung.
2013. Bagian-Bagian Jangka Sorong Beserta
Fungsinya. Diunduh dari : http://file-education.blogspot.co.id/2013/02/bagian-bagian-dari-jangka-sorong-beserta-fungsinya.html. Pada 10 Maret 2017 pukul 19.40 WIB.
0 komentar:
Posting Komentar