Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Sel surya pada mulanya ditemukan oleh Russel Ohl dari Bell Laboratory dengan mengamati silikon polikristalin yang membentuk built in junction karena adanya efek segregasi pengotor pada leburan silicon. Jika berkas foton mengenai salah satu junction maka akan terbentuk beda potensial di antara junction sehingga
elektron dapat bergerak bebas. Akibat penelitian tersebut, penelitian
tentang efisiensi konversi energi foton menjadi energi elektron semakin
meningkat. Berbagai tipe sel surya dengan aneka bahan dan konfigurasi
geometri berhasil dibuat.
Sumber Gambar:Â https://goo.gl/KUQGbJ
Sel surya adalah dioda semikonduktor yang mengubah energi cahaya
menjadi energi listrik. Sel surya merupakan komponen utama pada
pembangkit listrik tenaga surya. Komponen lain pada PLTS (Pembangkit
Listrik Tenaga Surya) adalah Balance of System (BOS) berupa
inverter dan kontroller. PLTS juga dilengkapi dengan baterai sebagai
penyimpan daya. Baterai pada PLTS berfungsi untuk pemasok daya listrik
ketika tidak ada cahaya matahari.
Prinsip Kerja Sel Surya (http://goo.gl/NQwjZI)
Energi listrik pada sel surya terjadi akibat adanya efek fotolistrik
atau disebut juga efek fotovoltaik. Efek fotolistrik adalah efek yang
terjadi akibat adanya foton dengan panjang gelombang tertentu yang
menyebabkan energi yang dihasilkan lebih besar dibandingkan energi
ambang semikonduktor. Hal tersebut menyebabkan elektron berpindah dari
pita valensi (N) menuju pita konduksi (N) sehingga meninggalkan hole pada pita valensi dan membentuk pasangan elektron-hole.Ditinjau dari konsep struktur kristal bahan, sel surya dibagi menjadi tiga tipe utama sel surya yaitu sel surya dengan bahan dasar monokristalin, bahan polikristalin, dan bahan amorf. Ketiga macam tipe ini telah dikembangkan dengan berbagai macam variasi bahan semisal berbahan silikon, CIGS, dan CdTe.
Berdasarkan perkembangannya, sel surya dibedakan menjadi sel surya generasi pertama, kedua, dan ketiga. Sel surya generasi pertama memiliki ciri berupa pemanfaatan wafer silikon sebagai struktur dasar sel surya. Sel surya generasi kedua memanfaatkan teknologi deposisi bahan untuk menghasilkan lapisan tipis. Adapun sel surya generasi ketiga memiliki ciri berupa pemanfaatan teknologi bandgap engineering untuk menghasilkan sel surya berefisiensi tinggi dengan multiple stackes.
Indonesia sering disinari cahaya matahari serta Indonesia memerlukan banyak pasokan energi listrik. Oleh karena itu, sudah sepantasnya pemerintah menambah pasokan energi listrik menggunakan pembangkit listrik sel surya.
0 komentar:
Posting Komentar