BIOMASSA
(Makalah Pendidikan Teknologi
Dasar)
Dosen Pengampu
Drs.
Eko Suyanto, M.Pd
Oleh Kelompok 4:
Abu Farhan Salimi 1613022052
Didik Rahmadi 1613022001
Fitroh Amandini 1613022054
I Putu Yogi Setia Permana 1613022013
Kurniawan Saputra 1613022047
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2018
KETETAPAN
KELOMPOK
A. Pembagian Tugas Dalam
Kelompok
Ketua Kelompok : Kurniawan
Saputra 1653022047
Notulis : Fitroh Amandini 1613022054
Presentar : 1. Abu Farhan Salimi 1613022052
2. Didik
Rahmadi 1613022001
3. I
Putu Yogi Setia P 1613022013
B.
Deskripsi
Tugas
Makalah
ini menjelaskan Tentang Biomassa,
yang didalamnya memuat materi tentang
energi terbarukan mengenai pengertian biomassa, pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi, Mengetahui pemanfaatan biomassa untuk bahan
bakar transport, Memhetahui penerapan konversi biomassa, Mengetahui potensi biomassa di Indonesia, Mengetahui dampak positif dan negatif dari biomassa, Mengetahui kendala Penghambat Pengembangan Energi Biomassa di
Indonesia. Dalam
makalah ini juga memuat update data, gambar, foto, dan video; penguasaan
kompetensi; indikator penguasaan kompetesi; tujuan pembelajaran; rangkuman;
Latihan soal penguasaan materi; serta memuat Tes Penguasaan Materi (20 % esai
terbatas, 80 % Tes pilihan jamak).
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Pemanfaatan Biomassa dalam Kehidupan Sehari-hari”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pendidikan Teknologi Dasar
yang diberikan oleh pembimbing kami. Tak lupa kami menyampaikan ucapan terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi yang telah kami cantumkan, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini. Semoga keberhasilan berpihak pada kita semua. Terima
kasih.
Bandarlampung, 18 Oktober 2018
Kelompok
4
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PRAKATA KELOMPOK.................................................................................. ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................
iii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... v
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Penguasaan Kompetensi.............................................................................. 2
C. Indikator Penguasaan Kompetensi............................................................... 2
D. Tujuan
Pembelajaran .................................................................................. 2
E. Manfaat
........................................................................................................ 2
II.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Biomassa ................................................................................... 3
B. Pemanfaatan Biomassa Sebagai Sumber Energi
......................................... 7
C. Pemanfaatan Biomassa Untuk Bahan Transport
....................................... 17
D. Penerapan Konversi Biomassa................................................................... 19
E.
Potensi Biomassa Di Indonesia.................................................................. 21
F. Dampak Positif Dan Negatif Dari Biomassa.............................................. 22
G. Kendala Penghambat
Pegembangan Energi Biomassa Di Indonesia........ 24
III.
PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 25
B. Saran .......................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Energi Biomassa......................................................................... 4
Gambar 2.
Pemanfaatan Biomassa Sebagai Sumber Energi........................ 7
Gambar 3.
Biofuel (Bahan Bakar Hayati).................................................. 10
Gambar 4. Desain
Pembangkit Biogas....................................................... 11
Gambar 5. Biodiesel................................................................................... 14
Gambar 6. Bioetanol................................................................................... 15
Gambar 7. Reaktor Gasifikasi.................................................................... 17
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada zaman sekarang ini, sumber
minyak sudah semakin menipis. Bahan bakar semakin sulit ditemukan , karena itu
telah banyak penemuan – penemuan yang baik untuk menanggulangi keadaan ini.
Seperti ditemukannya bio diesel,biosolar, dan lain sebagainya.
Kita tentu perlu tahu bagaimana
semua proses pembuatan terjadi, dimana semua biomasa itu diciptakan
dengan bahan – bahan alami yang biasanya berupa ampas – ampas tumbuhan dan lain
sebagainya. Biomassa sangatlah menguntungkan bagi kita semua, selain
menjaga kelestarian minyak bumi serta barang barang yang tak dapat diperbaharui
lainnya, namun juga dengan kita menggunakan energi dan produksi biomassa kita
juga dapat turut andil dalam pelestarian lingkungan.
Energi berbasis
biomassa berpotensi besar dalam mendukung pasokan energi yang berkelanjutan di
masa mendatang. Meskipun demikian, pengembangannya harus dirancang sedemikian
rupa sehingga berefek positif terhadap pembangunan sosial ekonomi masyarakat
dan di pihak lain juga tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Semua
teknologi konversi biomassa menjadi energi bisa diterapkan di Indonesia, dengan
pengembangan disesuaikan dengan besaran supply biomassa, teknologi yang telah dikuasai,
ketersediaan anggaran dan jenis produk yang dibutuhkan pasar di masing-masing
daerah.
B. Penguasaan Kompetensi
Penguasaan kompetensi yang mendasari bahasan makalah ini adalah:
1. Mendeskripsikan
dan menyajikan materi tentang energi terbarukan
2. Mendeskripsikan sumber energi terbarukan pada pemanfaatan
biomassa.
C. Indikator
Penguasaan Kompetensi
Indikator
Penguasaan Kompetensi yang akan dibahas pada makalah ini
adalah:
1.
Apa yang dimaksud
dengan biomassa?
2.
Bagaimana
pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi?
3.
Bagaimana
pemanfaatan biomassa untuk bahan bakar transport?
4.
Bagaimana penerapan
konversi biomassa?
5.
Bagaimana potensi
biomassa di Indonesia?
6.
Bagaimana dampak
positif dan negatif dari biomassa?
7.
Kendala Penghambat Pengembangan
Energi Biomassa di Indonesia?
D. Tujuan
Pembelajaran
Adapun
tujuan pembelajaran dari pembahasan makalah ini yaitu:
1.
Menafsirkan definisi biomassa.
2.
Menyimpulkan pemanfaatan biomassa sebagai
sumber energi.
3.
Mengkorelasikan pemanfaatan biomassa dengan bahan bakar transport.
4.
Menyimpulkan penerapan konversi biomassa.
5.
Menemukan potensi biomassa di Indonesia.
6.
Menganalisis dampak positif dan negatif dari biomassa.
7.
Menanggulangi kendala
Penghambat Pengembangan Energi Biomassa di Indonesia.
E. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan
makalah ini yaitu :
1.
Menghubungkan manfaat biomassa dengan kehidupan sehari-hari..
2.
Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Teknologi Dasar.
II.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Biomassa
Biomassa adalah material biologis yang
berasal dari suatu kehidupan, atau organisme yang masih hidup yang berstruktur karbon
dan campuran kimiawi bahan organik yang mengandung hidrogen, nitrogen, oksigen,
dan sejumlah kecil dari atom - atom & elemen-elemen lainnya.
Sumber biomassa berasal dari material bernilai tinggi di pasaran, seperti kayu
unggulan, tidak mungkin digunakan untuk konversi ke bahan bakar. Namun, ada
kategori-kategori bahan lainnya yang dapat digunakan dengan biaya relatif
rendah. Yaitu Kayu mentah (diantaranya kayu yang belum diolah secara kimiawi).
Kayu dari pohon adalah biomassa yang telah digunakan selama berabad-abad dan
karena itu wajar untuk menganggap pepohonan sebagai tanaman penghasil energi
potensial.
Biomassa yang diperoleh dari praktek kehutanan
seperti penjarahan dan pemangkasan dari pengelolaan taman hutan, kebun dan
kulit kayu, kayu balok, serbuk gergaji, palet kayu dan briket
Tanaman-tanaman Penghasil Energi: adalah
tanaman yang ditanam khusus sebagai bahan bakar. Terdapat 4 jenis utama tanaman
penghasil energi:
1. Tanaman penghasil energi berotasi pendek
- rotasi tanam pendek mempercepat panen dari pepohonan yang tumbuh untuk
biomassa menjadi hanya beberapa tahun. Karena batang yang dipanen berusia muda,
biomassa yang dihasilkan cenderung memiliki proporsi kulit pohon yang tinggi.
2. Rumput & tanaman - tanaman penghasil
energi non kayu - tanaman tahunan yang dapat menawarkan hasil yang tinggi
seperti Miskantus, Switchgrass, Alang-alang Kenari, Alang-alang raksasa, rami,
dll
3. Tanaman - tanaman pertanian penghasil
energi - Tanaman- tanaman ini sudah dikenal baik oleh petani. Termasuk di
dalamnya, tanaman penghasil gula seperti bit gula dan tebu; Tanaman pati
seperti gandum, jagung dan kentang; Tanaman penghasil minyak seperti minyak
rapa atau bahkan limbah minyak nabati (WVO).
4. Tanaman yang hidup di air / tanaman
hidroponik - Baik ganggang mikro dan makro seperti rumput laut dan kelps.
Gambar 1. Energi
Biomassa
Proses pra-pengolahan sebelum konversi biomassa
menjadi bahan bakar
1.
Penanganan
mencakup pemotongan dengan panjang seragam, perajangan, penggilingan atau
pencacahan.
2.
Pengeringan mengurangi
kadar air. Pengeringan dapat dibagi menjadi 3
tipe.
3.
Pengeringan
pasif, adalah metode pengeringan yang biasanya termurah, memerlukan peralatan
tambahan atau energi eksternal minimal, tetapi juga paling lambat. Metode ini
dapat digunakan untuk mencapai kadar air 25-30%. Namun, jika dibutuhkan
pengurangan kadar air yang lebih besar, diperlukan pengeringan aktif.
4.
Pengeringan
Aktif memerlukan asupan energi eksternal seperti angin atau konveksi udara,
dikombinasikan dengan ventilasi yang baik, bersama dengan kipas angin atau
blower dan biasanya dengan sistem pemanas.
5.
Campuran - Jika
ada dua jenis bahan dan salah satunya sangat kering, campur bahan ini dengan
bahan berkadar air yang lebih tinggi untuk mengurangi tingkat rata-rata
kelembaban
6.
Penyimpanan tempat penyimpanan biomassa harus dirancang dengan baik dan dibangun
untuk sejumlah fungsi. Penyimpanan tersebut harus mampu menjaga bahan bakar
tetap dalam kondisi yang baik , terutama melindunginya dari kelembaban.
Proses konversi biomassa untuk energi
yang berguna yaitu terdapat
sejumlah opsi teknologi yang tersedia untuk mengolah berbagai jenis biomassa
menjadi sumber energi terbarukan. Teknologi konversi dapat melepaskan energi
secara langsung, dalam bentuk panas atau listrik atau mengubahnya ke bentuk
lain, seperti biofuel atau biogas.
1.
Thermal
Conversion
Konversi Termal - Proses yang mencakup pembakaran
dan gasifikasi untuk menghasilkan Listrik dan gas sintetik.
2.
Combined Heat
And Power (Chp)
Gabungan Panas Dan Energi atau co- generation
adalah proses di mana biomassa digunakan untuk bahan bakar mesin CHP untuk
pembangkit listrik simultan dan panas. Tri-generasi adalah ekstensi lanjut
untuk memasukkan suatu proses pendingin untuk pengkondisian udara juga.
3.
Co-Firing
Pembakaran bersama adalah proses penggantian bahan
bakar fosil yang dipasok ke pembangkit listrik atau boiler dengan energi
alternatif terbarukan seperti minyak nabati (terutama kelapa). Biofuel
potensial lainnya seperti minyak tall dari industri kertas (kayu pinus), minyak
pirolisis atau gas sintetik juga dapat digunakan
4.
Konversi
Biokimia
Transesterifikasi' atau mengkonversi minyak nabati
murni atau sampahnya ke Biodiesel. Fermentasi
gula dan tanaman kaya pati menjadi Etanol. Penguraian anaerobik untuk menghasilkan Biogas.
5.
Emisi Dari Konversi
Biomassa
Pembakaran biomassa atau bahan bakar lainnya secara
tidak tepat, pada peralatan dengan perawatan yang buruk atau di bawah kondisi
pengoperasian yang buruk dapat menimbulkan sejumlah potensi emisi.
B. Pemanfaatan Biomassa Sebagai Sumber
Energi
Potensi
biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi jumlahnya
sangat melimpah. Limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan semuanya
potensial untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan menghasilkan limbah
yang cukup besar, yang dapat dipergunakan untuk keperluan lain seperti bahan
bakar nabati.
Pemanfaatan
limbah sebagai bahan bakar nabati memberi tiga keuntungan langsung.
1.
Peningkatan
efisiensi energi secara keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat pada
limbah cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan.
2.
Penghematan
biaya, karena seringkali membuang limbah bisa lebih mahal dari pada
memanfaatkannya.
3.
Mengurangi
keperluan akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan tempat penimbunan
akan menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan.
Gambar 2. Pemanfaatan Biomassa Sebagai Sumber Energi
1. Biofuel (Bahan
Bakar Hayati)
Biofuel adalah bahan bakar yang digunakan untuk
memasak, tenaga listrik, pemanasan dan transportasi. Biomassa adalah bahan baku
yang digunakan untuk membuat bahan bakar ini. Biomassa padat digunakan sebagai
bahan bakar untuk memasak, pemanas, dan sebagai bahan bakar untuk boiler di
industri kecil dan menengah. Biomassa padat juga dapat diubah menjadi bahan
bakar gas dan cair seperti biogas, bio-diesel, bio-ethanol dan gas sintetis.
Umumnya sebagian besar jenis biofuel dibuat dari
minyak nabati baku yang diperoleh dari pertanian tersendiri. Ini termasuk
Jagung, Kedelai, Biji Rami, Tebu, Minyak Kelapa Sawit,, Biji Jarak dan Kelapa. Saat
ini Indonesia fokus pada pengembangan biofuels cair yang berasal dari jarak,
Minyak Kelapa Sawit, dan Tebu. Biofuel seperti biogas & gas buatan dapat
berasal dari limbah biologi seperti jerami, kayu, pupuk kandang, sekam padi,
dan sisa makanan. Limbah semacam ini biasanya banyak menjadi limbah pertanian
di daerah yang akses listriknya terbatas.
Biofuels berasal dari minyak nabati yang pada
dasarnya mudah ditanam. Ini berarti biofuel adalah sumber daya berkelanjutan
yang tidak akan habis. Jika membutuhkan lebih banyak, maka hanya perlu menanam
lebih banyak. Minyak diesel berasal dari minyak mentah, yang terbatas dan
akhirnya akan habis. Manfaat Ekonomi - Harga minyak solar dan derivatif minyak
bumi lainnya terus meningkat. Setiap tahun, konsumsi minyak bertambah sedangkan
cadangan minyak terus berkurang. Selain itu, masalah politik, perang atau
krisis internasional turut membuat harga minyak melambung. Tingginya harga minyak
bumi menaikkan harga-harga komoditas dan orang-orang termiskinlah yang mendapat
pengaruh terburuk. Sehingga mengurangi beban bangsa pada impor minyak bumi
dengan memperluas penggunaan biofuel dapat mengontrol harga-harga sampai batas
tertentu.
Manfaat Sosial - Kenaikan penggunaan biofuel
meningkatkan peluang kerja bagi masyarakat pedesaan, mengingat produksi biofuel
perlu dilakukan di dekat area produksi bahan baku untuk menghindari tingginya
biaya transportasi bahan baku yang biasanya berukuran besar. Petani juga dapat
memproduksi bahan bakar sendiri. Manfaat terhadap lingkungan - Efek rumah kaca
telah membuat planet kita bertambah panas dikarenakan peningkatan karbon
dioksida di atmosfer (untuk setiap galon bahan bakar yang dibakar, sekitar 20
pon CO2 dilepaskan di atmosfer). Pembakaran produk- produk derivatif minyak bumi
berkontribusi terhadap pemanasan iklim global dan meningkatkan kadar karbon
dioksida di atmosfer. Biofuel adalah bahan bakar ramah lingkungan, jika
dikelola secara baik, maka emisi yang dihasilkan mesin
dapat berkurang drastis. Biofuels juga tidak beracun dan dapat terurai secara
biologis.
Penggunakan Biofuel yang tidak mengakibatkan
perubahan jumlah CO2 secara keseluruhan di atmosfer. Tanaman asal Biofuel
diekstrak, mengambil CO2 dari atmosfer untuk tumbuh. Ketika Biofuel dibakar,
CO2 dilepaskan kembali ke atmosfer, hanya untuk diambil kembali untuk
pertumbuhan tanaman. Di seluruh dunia, terdapat lahan tanam yang dapat
menghasilkan berbagai variasi dari minyak tumbuhan, terutama di tanah yang
kurang produktifdan biaya produksi yang rendah,. Selain itu bahkan jika ditanam
di lahan pertanian, petani melakukan rotasi tanaman di tanahnya, sehingga
memberikan nutrisi ke dalam tanah.
Sumber potensi limbah biomassa di Indonesia berasal
dari: Sektor kehutanan: 15.450.000 m3/tahun; Tanaman perkebunan: 64 juta ton /
tahun; Pertanian: 144,5 ton / tahun dan limbah padat perkotaan: 4.135.450 ton /
tahun. Sebagai contoh, kelapa sawit. Tanaman ini adalah tanaman yang serbaguna.
Minyak kelapa sawit digunakan untuk produksi etanol dan metanol.
Biofuel akan menghancurkan lahan basah dan hutan
melalui pembukaan lahan untuk tanaman energi. Emisi yang disebabkan oleh
pembakaran vegetasi dan hutan pada saat pembukaan lahan akan turut menyebabkan
pemanasan global. Berbagai kepentingan pribadi
akan saling berebut lahan untuk tanaman produksi energi di masa depan. Mungkin
pada akhirnya penggunaan biofuel akan menyebabkan lebih banyak emisi daripada
yang diselamatkan.
Penggunaan biofuel harus ditingkatkan dan
dimaksimalkan sementara pada saat yang sama semua pasokan dipastikan berasal
dari sumber yang berkelanjutan. Ketika residu-residu ini diperuntukan bagi
bahan bakar hayati, pupuk sintetis harus digunakan kembali untuk
menggantikannya.
Saat emisi yang lebih banyak diciptakan melalui
penghancuran hutan demi penanaman tanaman biofuel dibandingkan dengan emisi
yang diselamatkan melalui penggunaan biofuel sebagai pengganti bahan bakar
fosil, hal itu telah mengalahkan tujuan utama kita sebagai manusia yang berusaha
untuk mencapai penggunaan sumber daya bumi yang berkelanjutan.
Gambar 3. Biofuel (Bahan Bakar Hayati)
2.
Biogas
Ketika
pertanian, hewan, kotoran manusia terurai, mereka melepaskan gas berbau yang disebut metana (biogas) ke udara. Metana dapat ditangkap oleh proses
penguraian anaerobik yang dilakukan dalam sistem tertutup. Penguraian
anaerobik adalah proses di mana mikroorganisme mencerna bahan hayati tanpa
melibatkan oksigen dalam prosenya. Metana yang dihasilkan kemudian ditangkap
dan digunakan untuk memasak, pemanas dan pembangkit listrik. Sedang residu yang
dihasilkan adalah biomassa tidak bergas yang dikenal sebagai digestate. Ini
adalah pupuk miskin energi dengan kandungan gizi tinggi yang sangat berguna .
Biogas berasal dari
sisa makanan,
kotoran hewan, limbah rumah potong, limbah pertanian, limbah minyak nabati, limbah
dan sampah perkebunan buah, bunga dan sayuran serta limbah produk susu.
Biogas
adalah limbah dikonversi menjadi produk yang berguna untuk menghasilkan
gas, panas dan listrik. Baik untuk keperluan industri dan domestik, ini memiliki tiga
manfaat - untuk mengelola sampah, melepaskan energi dan memanfaatkan produk
sampingan. Biogas menyediakan bahan bakar hayati yang bersih berbentuk gas
untuk keperluan memasak dan untuk mengurangi penggunaan LPG serta bahan bakar
konvensional lainnya.
Ruang Fermentasi
|
WC/
Toilet
|
Gambar 4. Desain
Pembangkit Biogas
3. Biodiesel
Biodiesel adalah bahan bakar yang terbuat dari
minyak nabati baku / lemak hewan / gemuk yang didaur ulang atau limbah minyak
goreng. Jika minyak baku digunakan, biji yang mengandung minyak ditekan untuk
menghasilkan minyak nabati yang kemudian digabungkan dengan alkohol dan katalis
dalam proses yang disebut transesterifikasi untuk menciptakan biodiesel dan
gliserol. Biodiesel yang dihasilkan bisa langsung digunakan atau dicampur
dengan solar minyak bumi sebesar 5% biodiesel / 95% solar minyak bumi dan
digunakan, mesin diesel konvensional tanpa harus dimodifikasi.
Keunggulan atau kelebihan dari biodiesel yaitu bahan
bakar ini tidak beracun dan tidak dapat menyebabkan efek rumah kaca, jadi
biodiesel ini sangat ramah lingkuangan. Lalu biodiesel mudah sekali terurai dan
bisa diperbaharui dan biodiesel dapat membuat mesin menjadi lebih awet atau
tidak cepat rusak.
Dimana ada kelebihan selalu ada kekurangan, kekurangan
biodiesel yaitu karena bahan bakar ini berasal dari tanaman pangan, maka jika di
gunakan secara berlebihan dapat menimbulkan peningkatan harga pangan dan bahkan
dapat meningkatkan angka kelaparan,mungkin itu merupakan salah satu alasan dari
mengapa sampai saat ini biodiesel belum banyak digunakan, sehingga masih mencari
bahan baku biodiesel yang potensial lainnya.
Biodiesel dapat
diproduksi secara lokal dan membantu mengurangi ketergantungan Indonesia pada
impor minyak mentah. Tanaman Jarak dan Kelapa Sawit adalah dua tanaman yang
umum ditanam di Indonesia untuk biodiesel.
Jatropha Curcas
L (Jarak Pagar), merupakan salah satu tanaman energi primer yang tumbuh dengan
baik di Indonesia meski di lahan kering sekalipun. Tanaman ini tahan terhadap
hama dan sangat produktif dengan varietas tertentu mampu menghasilkan sampai
dengan 4 kg biji per tanaman per tahun dan dapat dipanen terus-menerus selama
50 tahun.
Produksi dan penggunaan biodiesel
untuk genset berkontribusi bagi elektrifikasi di daerah terpencil yang tidak
memiliki akses ke jaringan listrik. Biodiesel juga dapat dengan mudah digunakan
dalam kendaraan bermesin diesel, baik sebagai pengganti solar, atau sebagai
aditif dengan kekuatan yang mirip dengan yang dihasilkan oleh bahan bakar
diesel konvensional. Biodiesel tidak beracun dan terbakar lebih bersih bila
dibandingkan dengan solar minyak bumi. Biodiesel menghasilkan lebih sedikit
emisi karbon dioksida, sulfur dioksida, partikel atau jelaga, ke udara sehingga
lebih mengurangi polusi udara dibandingkan dengan penggunaan solar minyak bumi.
Keterbatasan
dalam penanaman tanaman energi penghasil biofuel Ketika benih untuk Jarak
misalnya, harus dibeli sebelum produksi, masalah logistik dapat menjadi
tantangan. Benih hanya tersedia sekali setahun sehingga harus disimpan untuk
keperluan sepanjang tahun. Pengumpulan biji adalah aktifitas yang padat tenaga
kerja. Selain itu, Jatropha adalah tanaman yang beracun dan seluruh sisa-
sisanya tidak cocok untuk pakan ternak atau pupuk. Perkebunan di daerah
terpencil akan lebih cocok daripada di daerah-daerah berpenduduk.
Batasan Dari
Produk Akhir – Biodiesel
Biodiesel
memiliki kecenderungan untuk merusak karet. Pada mesin yang lebih tua (15 tahun
atau lebih) dudukan mesin dan selang karet akan perlu diganti. Ketika biodiesel
pertama kali digunakan, peningkatan deposit dalam sistem mesin mungkin terjadi,
sehingga penggantian filter bahan bakar yang lebih sering mungkin diperlukan.
Biodiesel
memiliki permasalahan ignisi pada. cuaca dingin. Tergantung dari jenis minyak
yang digunakan, pada suhu sekitar 4-5oC, biodiesel mungkin mulai mengeras. Biodiesel
cenderun teroksidasi dan rusak di dalam penyimpanannya jika tidak digunakan
dalam jangka watu yang terlalu lama. Jadi untuk pengguna dari sektor pertanian
dengan peralatan pertanian yang mungkin tidak digunakan selama beberapa bulan
sekaligus, rusaknya bahan bakar dalam penyimpanan dapat menjadi masalah.
Gambar
5. Biodiesel
4. Bioetanol
Bioetanol merupakan bahan bakar yang dibuat
dari fermentasi tanaman yang mengandung jumlah kandungan gula, pati atau
selulosa yang tinggi sehingga dapat diperoleh etanol murni untuk digunakan
sebagai bahan bakar transportasi. Di Indonesia bioetanol dapat dibuat dari
tanaman seperti singkong (umbi), ubi (umbi), tebu (tangkai & molase),
jagung (gandum), sorgum (gandum), sorgum manis (tangkai), sagu (tangkai), padi
(tangkai) dan nira dari Aren, Niphar, Lontar, dan Kelapa.
Bioetanol dapat langsung digunakan sebagai
bahan bakar di kendaraan bermesin bensin yang dimodifikasi atau, yang lebih
umum, sebagai aditif bensin. Tanaman lain yang dapat digunakan untuk menghasilkan
etanol adalah gandum, jagung dan bit gula. Mengapa mengunakan bioetanol? Etanol
adalah bahan bakar ramah lingkungan. Menggunakan etanol (dibanding bensin)
mengurangi emisi karbon monoksida, partikel, oksida nitrogen, dan polutan ozon
lainnya.
Campuran bahan bakar etanol dapat mengurangi emisi
karbon monoksida sampai dengan 25 % dan emisi gas rumah sampai dengan 35-45%. Etanol
berbasis tebu Brasil, dimana limbah tanaman digunakan untuk konversi energi,
mengurangi emisi gas rumah kaca 80 sampai hampir 100% dibandingkan dengan
penggunaan minyak bumi.
Kelemahan etanol adalah biaya produksi dan fakta
bahwa etanol membutuhkan air yang sangatbesar. Batasan dari produk akhir – bioethanol.
Kebanyakan mobil bermesin bensin yang ada dapat berjalan dengan campuran etanol
sampai dengan 15% dengan bensin, namun diperlukan lebih banyak etanol untuk
menjalankan mesin dibandingkan dengan bensin. Etanol juga digunakan untuk bahan
bakar perapian bioetanol. Tidak diperlukan cerobong asap untuk api bioetanol;
Namun panas yang dihasilkan masih kurang dari yang dihasilkan perapian
konvensional.
Terdapat masalah penanganan bahan bakar
etanol dalam konsentrasi yang lebih tinggi menyangkut tekanan uapnya dan keseimbangan
antara air dan pencemarnya.
Gambar 6. Bioetanol
5. Gas Sintetis
Gasifikasi adalah suatu proses dimana sumber karbon
seperti batubara atau biomassa diurai (gasifikasi) menjadi karbon monoksida,
hidrogen, karbon dioksida dan molekul hidrokarbon dalam reaktor kimia
menggunakan oksigen dan atau uap untuk menghasilkan campuran gas. Campuran gas
ini dikenal sebagai produsen gas / gas produk/ gas kayu atau gas batubara
tergantung pada bahan baku. Gas ini kemudian dibersihkan lebih lanjut dan
diubah menjadi bahan bakar sintetis, kimia, atau pupuk.
Gasifikasi bukan teknologi baru. Gasifikasi awalnya
dikembangkan pada tahun 1800-an untuk membuat gas perkotaan bagi penerangan dan
memasak. Pembangkit gas skala kecil juga digunakan untuk pembakaran kendaraan
bermesin selama era kekurangan bahan bakar pada Perang Dunia Kedua. Saat ini 385
pembangkit gas beroperasi di 27 negara di dunia, memproduksi bahan bakar
sintetis, bahan kimia, pupuk, dan listrik. Biomassa gasifikasi adalah sistem
energi alternatif yang sesuai untuk tujuan pertanian. Potensi pembangkit gas
berbahan bakar biomassa untuk menggantikan konsumsi minyak bumi telah menarik
banyak perhatian di Indonesia.
Alasannya antara lain, terdapat kemungkinan
pemanfaatan limbah seperti limbah hutan dan industri perkayuan, sekam padi,
pohon karet yang tidak lagi produktif, sabut kelapa dan lain-lain untuk
menggantikan konsumsi solar dan bensin pada generator listrik dan panas di daerah terpencil yang kurang berkembang. Deskripsi
teknologi pembangkit gasifikasi biomassa untuk skala-kecil Alat pembuat gas
adalah perangkat sederhana yang terdiri dari suatu wadah silinder dengan ruang
untuk bahan baku,saluran udara masuk, keluar gas dan satu penyaring.
Pembangkit gasifikasi skala kecil dapat terbuat
dari bata tahan api, baja / beton atau drum minyak tergantung pada jenis bahan
bakar yang digunakan.komponen lain yang menjadi bagian keseluruhan sistem
gasifikasi biomassa adalah unit pemurnian dan konverter energi seperti pembakar
atau mesin pembakaran internal. Desain gasifier dapat berupa salah satu dari 3
jenis desain berikut - Fluidized bed atau Kurangnya atau
terbatasnya kapasitas penyimpanan untuk bahan baku pemeliharaan berkala dan
biaya perbaikan.
Gambar 7. Proses Reaktor Gasifikasi
C. Pemanfaatan Biomassa Untuk Bahan
Transport
Kecuali
kapal-kapal laut besar, yang dapat memakai energi nuklir sebagai tenaga
penggerak, dan kereta api listrik, yang dapat mempergunakan tenaga listrik,
pada umumnya alat-alat pengangkutan, seperti truk dan mobil, tergantung dari
minyak sebagai bahan bakar. Salah satu kemungkinan
yang banyak menarik perhatian, adalah pembuatan alcohol, khususnya etanol, dari
biomassa sebagai calon untuk sebagian menggantikan minyak sebagai bahan bakar
transport.
Etanol yang
mempunyai rumus kimia C2H5OH antara lain dapat dihasilkan
dari bahan-bahan baku biomassa berikut:
1.
Bahan-bahan yang mengandung hidrat
arang dalam bentuk gula, seperti tebu dan nipah.
2.
Bahan-bahan yang mengandung hidrat
arang dalam bentuk zat tepung (starch) seperti kasava, ubi jalar, kentang dan
sagu.
3.
Bahan-bahan mengandung selulosa yang
mengandung arang dengan bentuk molekul yang lebih kompleks seperti kayu.
Proses
pembuatan etanol pada asasnya terdiri atas langkah-langkah berikut:
1.
Konversi hidrat arang menjadi gula yang
dapat dicairkan dalam air.
2.
Fermentasi gula menjadi etanol.
3.
Pemisahan etanol dari air dan komponen-komponen
lain dengan destilasi.
Keuntungan
besar yang ada pada tebu adalah bahwa hidrat arangnya sudah mempunyai bentuk
yang seperti glukosa atau fruktosa, sehingga langsung dapat difermentasi.
Keuntungan kedua adalah bahwa ampas tebu yaitu sisa tebu yang tidak dapat
dipakai lagi, masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar sehingga proses
pembuatan etanol dari tebu, tidak memerlukan bahan bakar dari luar.
Pengembangan
pembuatan etanol untuk bahan bakar transpor di Indonesia ditangani oleh Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Program BPPT dilandaskan kepada
kebijaksanaan-kebijaksanaan berikut:
1.
Peningkatan penghasilan petani dan
transmigran.
2.
Penyediaan lapangan kerja.
3.
Diversifikasi energi.
4.
Peningkatan kemampuan industri.
Berdasarkan
hal-hal di atas, BPPT akan membuat satu pabrik percobaan dengan kapasitas 5000
sampai 15.000 m3 setahun yang akan menghasilkan alkohol dengan
kemurnian 95%. Pabrik ini akan dibangun di salah satu wilayah transmigrasi.
Berkaitan dengan hal ini akan dibangun juga satu pusat penelitian dengan
wilayah seluas 10 ha, lengkap dengan laboratorium dan fasilitas pendidikan dan
latihan.
Wilayah yang
dipilih adalah Tulang Bawang, di Lampung. Konstruksi dimulai bulan April 1981 dan
diharapkan bahwa akhir tahun 1982 produksi telah mulai dapat dihasilkan.
Menurut
Kompas (Jum’at, 29 Januari 1982) di Kawasan Industri Cilacap Lomanis
direncanakan untuk dibangun industry etanol dengan produksi 240.000 liter
etanol sehari dengan kadar 99,6%. Bahan baku utama terdiri atas singkong yang
diperlukan sebanyak 4.800 ton sehari. Industri etanol ini akan dibangun oleh
investor dalam negeri yang bekerja sama dengan perusahaan Swiss.
D. Penerapan Konversi Biomassa
Berikut ini
merupakan beberapa penerapan teknologi konversi biomassa yaitu:
1.
Biobriket
Briket
adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber energi biomassa
ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga bentuknya menjadi
lebih teratur. Briket yang terkenal adalah briket batu bara namun tidak hanya
batu bara saja yang bisa di bikin briket. Biomassa lain seperti sekam, arang
sekam, serbuk gergaji, serbuk kayu, dan limbah-limbah biomassa yang lainnya.
Pembuatan briket tidak terlalu sulit, alat yang digunakan juga tidak terlalu
rumit. Di IPB terdapat banyak jenis-jenis mesin pengempa briket mulai dari yang
manual, semi mekanis, dan yang memakai mesin.
2.
Gasifikasi
Secara
sederhana, gasifikasi biomassa dapat didefinisikan sebagai proses konversi
bahan selulosa dalam suatu reaktor gasifikasi (gasifier) menjadi bahan bakar.
Gas tersebut dipergunakan sebagai bahan bakar motor untuk menggerakan generator
pembangkit listrik. Gasifikasi merupakan salah satu alternatif dalam rangka
program penghematan dan diversifikasi energi. Selain itu gasifikasi akan membantu
mengatasi masalah penanganan dan pemanfaatan limbah pertanian, perkebunan dan
kehutanan. Ada tiga bagian utama
perangkat gasifikasi, yaitu:
a.
Unit pengkonversi bahan baku (umpan)
menjadi gas, disebut reaktor gasifikasi atau gasifier.
b.
Unit pemurnian gas.
c.
Unit pemanfaatan gas.
3.
Pirolisa
Pirolisa
adalah penguraian biomassa (lysis) karena panas (pyro) pada suhu yang lebih
dari 150oC. Pada proses pirolisa terdapat beberapa tingkatan proses, yaitu
pirolisa primer dan pirolisa sekunder. Pirolisa primer adalah pirolisa yang terjadi
pada bahan baku (umpan), sedangkan pirolisa sekunder adalah pirolisa yang
terjadi atas partikel dan gas/uap hasil pirolisa primer. Penting diingat bahwa pirolisa adalah
penguraian karena panas, sehingga keberadaan O2 dihindari pada proses tersebut karena
akan memicu reaksi pembakaran.
4.
Liquification
Liquification
merupakan proses perubahan wujud dari gas ke cairan dengan proses kondensasi,
biasanya melalui pendinginan, atau perubahan dari padat ke cairan dengan
peleburan, bisa juga dengan pemanasan atau penggilingan dan pencampuran dengan
cairan lain untuk memutuskan ikatan. Pada bidang energi liquification tejadi
pada batubara dan gas menjadi bentuk cairan untuk menghemat transportasi dan
memudahkan dalam pemanfaatan.
5.
Biokimia
Pemanfaatan
energi biomassa yang lain adalah dengan cara proses biokimia. Contoh proses
yang termasuk ke dalam proses biokimia adalah hidrolisis, fermentasi dan
an-aerobic digestion. An-aerobic digestion adalah penguraian bahan organik atau
selulosa menjadi CH4 dan gas lain melalui proses biokimia.
Selain
anaerobik digestion, proses pembuatan etanol dari biomassa tergolong dalam
konversi biokimiawi. Biomassa yang kaya
dengan karbohidrat atau glukosa dapat difermentasi sehingga terurai menjadi
etanol dan CO2. Akan tetapi, karbohidrat
harus mengalami penguraian (hidrolisa) terlebih dahulu menjadi glukosa. Etanol hasil fermentasi pada umumnya
mempunyai kadar air yang tinggi dan tidak sesuai untuk pemanfaatannya sebagai
bahan bakar pengganti bensin. Etanol ini
harus didistilasi sedemikian rupa mencapai kadar etanol di atas 99.5%.
6.
Karbonisasi
Karbonisasi
merupakan suatu proses untuk mengkonversi bahan orgranik menjadi arang, pada
proses karbonisasi akan melepaskan zat yang mudah terbakar seperti CO, CH4, H2,
formaldehid, methana, formik dan acetil acid serta zat yang tidak terbakar
seperti seperti CO2, H2O dan tar cair. Gas-gas yang dilepaskan pada proses ini
mempunyai nilai kalor yang tinggi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
kalor pada proses karbonisasi.
E. Potensi Biomassa Di Indonesia
Potensi
biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi jumlahnya
sangat melimpah. Limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan semuanya
potensial untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan menghasilkan limbah
yang cukup besar, yang dapat dipergunakan untuk keperluan lain seperti bahan
bakar nabati. Pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar nabati memberi tiga
keuntungan langsung. Pertama, peningkatan efisiensi energi secara keseluruhan
karena kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan akan terbuang
percuma jika tidak dimanfaatkan. Kedua, penghematan biaya, karena seringkali
membuang limbah bisa lebih mahal dari pada memanfaatkannya. Ketiga, mengurangi
keperluan akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan tempat penimbunan
akan menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan.
Selain
pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk sumber energi juga
akhir-akhir ini dikembangkan secara pesat.
Kelapa sawit, jarak, kedelai merupakan beberapa jenis tanaman yang
produk utamanya sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Sedangkan ubi kayu, jagung, sorghum, sago
merupakan tanaman-tanaman yang produknya sering ditujukan sebagai bahan
pembuatan bioethanol.
Energi
biomassa menjadi penting bila dibandingkan dengan energi terbaharukan karena
proses konversi menjadi energi listrik memiliki investasi yang lebih murah bila
di bandingkan dengan jenis sumber energi terbaharukan lainnya. Hal inilah yang
menjadi kelebihan biomassa dibandingkan dengan energi lainnya. Proses energi
biomassa sendiri memanfaatkan energi matahari untuk merubah energi panas
menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis yang selanjutnya diubah kembali
menjadi energi panas.
F. Dampak Positif Dan Negatif Dari
Biomassa
Semua jenis energi di alam baik itu yang tak
terbarukan maupun terbarukan pastinya tak lepas dari dampak yang ditimbulkan.
Berikut ini dampak positif dan dampak negatif dari pemanfaatan energi biomassa:
Dampak
Positif
Ada banyak sumber energi alternatif yang dapat
dikembangkan. Biomassa pun bisa dijadikan salah satu alternatif yang
menjanjikan. Pemanfaatan energi biomassa sebagai sumber energi khususnya
sebagai bahan baku produksi energi listrik mempunyai kelebihan atau dampak
positif, antara lain:
1.
Merupakan sumber energi paling murah
karena jumlahnya melimpah tersedia di alam bisa dikatakan gratis.
2.
Dapat diperoleh dengan mudah
misalnya sampah atau limbah disekitar kita.
3.
Biaya operasional sangat rendah, hal
ini karena bahan baku tersedia melimpah dan gratis.
4.
Tidak mengenal problem limbah karena
dari limbah justru akan diperoleh energy biomassa.
5.
Proses produksinya lebih ramah
lingkungan karena proses pembakarannya lebih sempurna, tidak meninggalkan
residu atau sisa pembakaran semisal CO2.
6.
Tidak menyebabkan efek rumah kaca
atau global warming.
7.
Tidak terpengaruh kenaikkan harga
bahan bakar.
8.
Mengurangi polusi udara.
Pembakaran
biomassa dari limbah pertanian dilakukan di dalam ruang bakar menggunakan
boiler untuk mengurangi efek polusi asap karena pembakaran dalam industri
menggunakan peralatan kendali polusi untuk mengendalikan asap, sehingga lebih
efisien dan bersih daripada pembakaran langsung.
9.
Mengurangi hujan asam dan kabut asap
Melalui
pembakaran biomassa efek hujan asam ini akan direduksi, karena pembakaran biomassa
akan menghasilkan partikel emisi asam sulfur (SO2) dan nitrogen oksida (NOx)
yang lebih sedikit dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil. Pembakaran
biomasa lebih efisien dan sempurna bila diproses melalui karbonisasi karena akan
menghasilkan bahan bakar yang terbebas dari volatile matter atau gas mudah
terbakar.
Dampak
Negatif
a.
Ekonomi
Dari segi ekonomi terutama biomassa yang diperoleh
dari bahan baku pangan semisal gandum, tebu dan jagung akan memberikan dampak
samping salah satunya naiknya harga bahan baku pangan. Misalnya, di Jerman, 100
kilogram gandum menghasilkan energi biomassa seharga 25 Euro. Tapi bila gandum
tersebut dijual sebagai bahan baku pangan, harganya hanya 18 Euro. Kini di
sejumlah negara muncul kekuatiran bahwa para petani bahan pangan beralih ke
produksi tanaman untuk biomassa. Padahal, produksi bahan pangan saat ini saja
belum mencukupi untuk menutup kebutuhan pangan dunia.
b.
Lingkungan
Dampak lain penanaman produk pertanian untuk biomassa
adalah kerusakan pada alam. Misalnya, untuk mendapatkan lahan pertanian baru,
penduduk Afrika membuka hutan. Akibatnya siklus kerusakan alam terus berlanjut.
Penebangan pohon-pohon untuk lahan pertanian menyebabkan karbondioksida
dilepaskan ke udara. Padahal karbondioksida atau CO2 adalah salah satu gas
rumah kaca penyebab pemanasan global.
c.
Sumber Terbatas
Meskipun merupakan sumber energi terbarukan,
mendapatkan bahan biomassa bisa cukup sulit. Tanaman tertentu, misalnya, tidak
tumbuh setiap tahun. Proses pemanenan (harvesting) serta pengolahan juga
membutuhkan lebih banyak sumber daya dan energi.
d.
Menyebabkan Polusi
Poin ini bisa jadi merupakan ironi. Biomassa memang
dikenal mampu mengurangi efek rumah kaca dengan mengontrol produksi metana.
Hanya saja, jika tanaman dibakar langsung, maka aktivitas ini juga akan
melepaskan gas rumah kaca sama seperti yang diemisikan oleh bahan bakar fosil.
G. Kendala Penghambat Pengembangan
Energi Biomassa Di Indonesia
Di indonesia
ada beberapa kendala yang menghambat pengembangan energi biomassa khususnya
untuk produksi energi listrik, seperti:
1.
Harga jual energi fosil, misal;
minyak bumi, solar dan batubara, di Indonesia masih sangat rendah. Sebagai
perbandingan, harga solar/minyak disel di Indonesia Rp.380,-/liter sementara di
Jerman mencapai Rp.2200,-/liter, atau sekitar enam kali lebih tinggi.
2.
Rekayasa dan teknologi pembuatan
sebagian besar komponen utamanya belum dapat dilaksanakan di Indonesia, jadi
masih harus mengimport dari luar negeri.
3.
Biaya investasi pembangunan yang
tinggi menimbulkan masalah finansial pada penyediaan modal awal.
4.
Belum tersedianya data potensi
sumber daya yang lengkap, karena masih terbatasnya studi dan penelitian yang
dilkakukan.
5.
Secara ekonomis belum dapat bersaing
dengan pemakaian energi fosil.
6.
Kontinuitas penyediaan energi
listrik rendah, karena sumber daya energinya sangat bergantung pada kondisi
alam yang perubahannya tidak tentu.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Biomassa merupakan produk fotosintesis yakni
butir-butir hijau daun yang bekerja sebagai sel-sel surya, menyerap energi
matahari dan mengkonversi karbon dioksida dengan air menjadi suatu senyawa
karbon, hydrogen dan oksigen. Energi
biomassa adalah sumber energi terbarukan yang ditemukan dalam tanaman. Tanaman
mengambil energi dari matahari dalam proses fotosintesis dan menggunakannya
untuk memproduksi dan tumbuh biomassa. Energi biomassa dibuat ketika biomassa
dikumpulkan dan dibakar perlahan untuk membuat uap. Generator kemudian menggunakan
uap untuk mengubahnya menjadi panas dan energi.
Pemanfaatan biomassa sebagai sumber energy:
1.
Biodiesel
2.
Biogas
Penerapan konversi biomassa:
1.
Biobriket
2.
Gasifikasi
3.
Pirolisa
4.
Liquification
5.
Biokimia
6.
Karbonisasi
Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan
sebagai sumber energi jumlahnya sangat melimpah. Limbah yang berasal dari hewan
maupun tumbuhan semuanya potensial untuk dikembangkan.
Tanaman pangan dan perkebunan menghasilkan limbah yang
cukup besar, yang dapat dipergunakan untuk keperluan lain seperti bahan bakar
nabati. Pemanfaatan
energi biomassa sebagai sumber energi khususnya sebagai bahan baku produksi
energi listrik mempunyai kelebihan atau dampak positif, antara lain:
1.
Merupakan sumber energi paling murah
karena jumlahnya melimpah tersedia di alam bisa dikatakan gratis.
2.
Dapat diperoleh dengan mudah
misalnya sampah atau limbah disekitar kita.
3.
Biaya operasional sangat rendah, hal
ini karena bahan baku tersedia melimpah dan gratis.
Berikut ini beberapa dampak negatif dari penggunaan
energi biomassa:
1.
Naiknya harga bahan baku pangan.
2.
Kerusakan pada alam.
3.
Sumber Terbatas
4.
Menyebabkan Polusi
B. Saran
Berdasarkan uraian dan kesimpulan yang telah disusun
maka penulis ingin memberikan saran, untuk memenuhi kebutuhan manusia akan
sumber energi maka pemanfaatan sumber energi tersebut harus lebih dikembangkan
terutama energi biomassa. Namun dalam pengembangannya harus ada aspek-aspek
yang harus diperhatikan, salah satunya adalah lingkungan. Selain itu penggunaan
energi harus diperhatikan. Hemat energi berarti mencegah terjadinya krisis
energi. Semoga masyarakat luas dapat mempraktikan teknologi dalam makalah ini
secara langsung.
DAFTAR
PUSTAKA
Arhamsyah
Arhamsyah. 2010. Pemanfaatan Biomassa Kayu Sebagai Sumber
Energi Terbarukan. (http://ejournal.kemenperin.go.id/jrihh/article/view/914.
Vol
2, No 1 (2010) )
Berndes,G.,
Hoogwijk, M., & Broek, R.V.D. 2003. The
contribution of biomass in the future global energy supply: a review of 17
studies, Journal of Biomass and Bioenergy Vol. 25, Hal. 1-28.
Dahuri, D. 2003. Sampah organik,
kotoran kerbau sumber energi alternatif. Media Indonesia.
Senin, 02 Juni 2003.
Petir,
Kunaifi, Erliza, Nurmiati, Rizfi. Penilaian Potensi Biomassa
Sebagai Alternatif Energi Kelistrikan. Jurnal
PASTI Volume IX No 2, 164 – 176. (https://www.researchgate.net/publication/322331901_PENILAIAN_POTENSI_BIOMASSA_SEBAGAI_ALTERNATIF_ENERGI_KELISTRIKAN)
17-10-2018
Suhartoyo Sriyanto.2017. Effektifitas Briket Biomassa
(http://jurnal.umk.ac.id/index.php/SNA/article/view/1401.)
Thran
D, et al. 2010. Global biomass potentials
-Resources, drivers and scenario results, Journal
of Energy for Sustainable Development, Vol. 14, Hal. 200-205.
Welfe, A.,
Gilbert, P., & Thornley, P. 2014. Increasing
biomass resource availability through supply chain analysis, Journal of
Biomass and Bioenergy, Vol. 70, Hal. 249-266.